KBRN, Jakarta: Kantor Staf Presiden (KSP) mengatakan, pernyataan Presiden Jokowi soal banyaknya 'drama' politik pada Pemilu 2024 tertuju untuk umum. Drama politik dilontarkan Presiden Jokowi, karena melihat suhu memanas di media sosial maupun media massa.
"Beberapa waktu terakhir, pasca pendaftaran capres-cawaprs di KPU, lalu putusan Mahkamah Konstitusi. Media sosial, media mainstream banyak saling serang satu sama lain, ujungnya situasi tidak kondusif," kata Tenaga Ahli (TA) KSP Johannes Joko saat berbincang dengan PRO3 RRI, Rabu (8/11/2023).
Ia mengatakan, Presiden Jokowi menginginkan Pemilu 2024 menjadi ajang adu gagasan dan program kerja. Presiden Jokowi tidak mau, Pemilu 2024 dijadikan momen saling hujat dan serang.
"Padahal Pilpres, Pemilu 2024 ajang melanjutkann pembangunan ini. Drama itu bisa fiksi dan non fiksi, kita lihat masyarakat (menyimak) perdebatan (antar peserta pemilu) itu," ucapnya.
Padahal, kata dia, situasi panas hanya terjadi di depan layar. Jika di belakang layar, para tokoh dan elite politik tetap adem ayem dan rukun.
"Cerita bagaimana persiapan Pilpres 2024, itu kan jadi drama di masyarakat. Kalau jadi narsum ya nampaknya keras kalau sedang live, dibelakang itu kita baik-baik saja," ujarnya.
Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Allan
Sumber: RRI