"QRIS saat ini sudah menjadi gaya hidup dan para atlet yang mayoritas kaum muda pasti bisa dan sudah biasa melakukan transaksi nontunai," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho saat menyampaikan sambutan dalam sosialisasi di Denpasar, Sabtu malam.
Acara sosialisasi bertajuk "Pakai QRIS, Belanja Sehat dan Prestasi Gemilang" itu selain diikuti perwakilan atlet Bali yang akan diberangkatkan ke PON XX Papua, juga dihadiri anggota Komisi XI DPR I Gusti Agung Rai Wirajaya, Ketua KONI Bali I Ketut Suwandi, para pelatih atlet PON dan perwakilan Bank BPD Bali.
"Kami harapkan para kontingen PON dari Bali juga dapat menjadi agen QRIS. Menggunakan QRIS akan lebih sehat karena saat bertransaksi tidak perlu bersentuhan dengan uang tunai yang berpotensi menjadi media penularan virus," ucapnya.
Menurut dia, meskipun uang tunai yang beredar itu sebelumnya sudah melalui proses karantina di Bank Indonesia dan disemprot disinfektan, tetap masih berpotensi menularkan virus karena selanjutnya berpindah tangan pada banyak orang.
Dengan menggunakan QRIS, lanjut Trisno, kita tidak perlu khawatir lagi menerima uang palsu dan sekaligus memudahkan dalam berbelanja karena juga dapat digunakan tanpa tatap muka.
Hingga 10 September 2021, sebanyak 310.266 merchant di Provinsi Bali telah menggunakan QRIS atau sebesar 85 persen dari yang ditargetkan sebanyak 363.100 merchant hingga akhir 2021. Bahkan Bali menduduki peringkat keenam dengan jumlah merchant terbesar dari 34 provinsi di Tanah Air.
"Mari tunjukkan prestasi yang terbaik dan harumkan nama Bali dalam PON Papua," kata Trisno.
Sementara itu, Ketua KONI Bali I Ketut Suwandi mengapresiasi sosialisasi dan edukasi QRIS yang diberikan oleh pihak Bank Indonesia karena akan sangat bermanfaat dalam melakukan transaksi yang aman, nyaman, dan lebih efisien.
"Kami berharap kalangan perbankan juga dapat memberikan atensi atau penghargaan bagi para atlet yang berjuang mengharumkan nama Bali dan mengangkat martabat masyarakat Bali dalam PON Papua," ucapnya.
KONI Bali menargetkan dalam PON kali ini para atlet dari Pulau Dewata dapat menyabet sedikitnya 35 medali emas, atau dengan kata lain meningkat dibandingkan perolehan saat PON sebelumnya sebanyak 20 medali emas.
Anggota Komisi XI DPR I Gusti Agung Rai Wirajaya menambahkan, dengan melakukan transaksi digital atau nontunai juga menjadi cara agar para atlet yang akan berlaga di PON Papua tetap sehat.
Meskipun uang tunai sudah disterilisasi oleh Bank Indonesia, ujar dia, tetap saja berisiko menularkan virus karena melalui sentuhan banyak orang.
"Mari dengan semangat puputan kita berjuang memberikan yang terbaik dan mengharumkan nama Bali," ucap Rai Wirajaya.
Dalam kesempatan sosialisasi QRIS tersebut juga diisi dengan sejumlah pertanyaan dari panitia, yang diikuti dan dijawab antusias oleh para atlet unggulan Bali itu.
Baca juga: QRIS telah digunakan 10,45 juta merchant dari target 12 juta
Baca juga: Sistem pembayaran digital motor utama digitalisasi UMKM
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Buchori
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).