KBRN, Jakarta: Istilah Politainment yang akhir-akhir menjadi perbincangan, bukan menjadi salah satu pilihan utama untuk mendapatkan suara. Hal itu disampaikan Juru Bicara Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, La Ode Bashir.
Mungkin saja pada segi pendukung akan melakukan itu. Bagi kami ini bukanlah pilihan utama," ucapnya dalam perbincangan Pro3 RRI, Jumat (8/12/2023).
Ia menyatakan bahwa Politainment memang memiliki dampak keterpilihan bagi para pasangan calon. Akan tetapi dampak kualitas demokrasi dari Politainment dianggap sangat rendah.
"Dalam konteks memilih kalau orientasi kita hanya sekedar mendapatkan suara, dan siapapun orangnya tentu akan melakukan. Tetapi jauh di atas itu semua adalah bagaimana kualitas demokrasi kita," katanya kembali.
Oleh karena itu, Bashir menyebut jika pasangan Anies-Muhaimin lebih memilih penting untuk tetap menjaga marwah demokrasi. Serta lebih mengarah pada bagaimana perdebatan konseptual, rasional dan berbasis ide dan gagasan.
Dengan hal itu, masyarakat dapat mengukur bagaimana kualitas pasangan calon untuk memimpin. Serta menghasilkan kualitas manajerial untuk kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Demokrasi modern di negara maju, lebih kita lihat pada bagaimana ide dan gagasan itu digali. Dan kita sangat berharap Indonesia menuju ke sana," kata Bashir.
"Kalaupun Politainment digunakan, paling tidak jangan sampai mengurangi esensi demokrasi yang ada. Karena yang kita mau dorong adalah demokrasi dengan kualitas yang basisnya ide gagasan, didukung oleh fakta," ujarnya.
Intinya pihak Anies-Muhaimin akan mengemas Politainment ini dalam kemasan yang berbeda yang lebih berisi. Sehingga pasangan calon bisa lebih disukai, dikenal, salah satunya melalui rekam jejaknya.
Pewarta: Vinta
Editor: witokaryono
Sumber: RRI
