RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Sinergi Pemerintah-Media Dorong Suksesnya Penyelenggaraan PON XX

Sinergi Pemerintah-Media Dorong Suksesnya Penyelenggaraan PON XX

25 September 2021 16:45 WIB
Sinergi Pemerintah-Media Dorong Suksesnya Penyelenggaraan PON XX

KBRN, Jakarta: Pemerintah akan terus mengawal proses pembinaan dan prestasi dalam rangka mendapatkan hasil maksimal dalam pencapaian menuju atlet terbaik dunia, melalui pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional, PON Papua. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Gatot Dewa Broto, dalam SARASEHAN PRO3 "PON XX Papua Yang Membanggakan",  Sabtu (25/9/2021), di ruang redaksi RRI. Meskipun demikian, Gatot mengakui hal ini terasa masih sulit dan media memiliki peran tersendiri.

"Idealnya, ini kita berbicara tentang ideal, PON itu adalah suatu staging yang paling basic. Kalau junior-junior itulah yang berlaga di PON. Jangan sampai mereka pulang dari Olimpiade, pulang dari event dunia, mereka masih berlaga di situ. Ujung-ujungnya karena bonus dan lain sebagainya. Atau prestise kepala daerah dan sebagainya. Kenapa Kemenpora gak ngatur, karena memang belum ada aturannya. Dan itu harus diatur," jelas Gatot, seraya menegaskan hal tersebut sudah dipersiapkan dalam desain besar olahraga yang digodok Kemenpora.

Hal senada juga disampaikan pengamat olahraga yang juga merupakan Dewas terpilih RRI, M Kusnaeni yang menilai sudah sepantasnya pemerintah mengawal melalui grand design olahraga dengan cepat, agar pembinaan tersebut dapat terjadi menuju atlet berprestasi di level dunia.

"Kalau kita kembali ke cita-cita awal, PON itu kan etalase hasil pembinaan. Jadi kalau etalase hasil pembinaan, maka prioritasnya adalah dari PON ini kita berharap muncul talenta-talenta yang kemudian membawa nama Indonesia berprestasi di ajang yang lebih tinggi, entah itu ajang level Asia Tenggara, level Asia, bahkan dunia atau Olimpiade. Nah, barangkali itu yang harus dikembalikan ke ruh awalnya, bahwa yang dikejar itu adalah hasil pembinaan, bukan prestasi instan. Nah, yang sekarang terjadi memang prestasinya didapat dari hasil instan, bajak membajak atlet, atau atlet yang sudah level Olimpiade masih turun di PON," ungkap Kusnaeni.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto mengatakan PON ke-20 ini harus menjadi kegembiraan bagi para atlet dari seluruh daerah di tanah air, untuk bersaing mengukir prestasi, meski tengah pandemi, karena dari tanah Papua banyak melahirkan talenta muda berbakat menuju pentas dunia.

"Berpesta dalam arti yang positif. Beradu otot di sana, beradu strategi di sana. Kita harapkan semuanya berjalan lancar. Kita doakan teman-teman yang menjaga keamanan semuanya perform dengan baik, dan, TVRI, RRI, ANTARA juga bertugas dengan baik. Harapan kita, ini menjadi momentum yang membangkitkan, karena Papua memang sesungguhnya banyak bibit-bibit olahragawan dari sana," kata Utut.

Direktur Program dan Produksi LPP RRI, Soleman Yusuf menegaskan pergelaran pekan olahraga multievent tingkat nasional empat tahunan ke-20 di Papua akan menjadi pekerjaan rumah bagi media, khususnya RRI, TVRI dan LKBN Antara untuk bersinergi dalam menghadirkan jurnalisme yang positif, tanpa hoaks.

"Ada 1,7 juta berita hoaks beredar dari Thailand, Malaysia, Indonesia, setiap hari. Nah, saya kira ini juga akan bisa terjadi ketika PON ini berlangsung di Papua. Gangguan-gangguan melalui media-media sosial itu akan sangat banyak. Ketika orang tidak mendapatkan berita yang sebenarnya dari media mainstream, seperti RRI, TVRI, ANTARA, dan media-media lainnya, maka dia akan mencari sumber-sumber berita lain. Isu-isu misalnya soal KKB, keamanan, dan lain-lain, itu bisa saja dimunculkan. Paling tidak tiga lembaga negara ini, RRI, TVRI, dan ANTARA ini juga bisa memberikan informasi yang benar, yang sesungguhnya tentang kondisi yang terjadi di sana. Jadi jangan sampai termakan hoaks," jelas Soleman Yusuf.

Suksesnya PON ke-20 Papua menjadi pekerjaan rumah bersama, tidak hanya dalam hal pembinaan prestasi atlet, tetapi juga peran serta media dalam hal menangkal isu hoaks selama ini.

Pewarta: Danang Sundoro
Editor: Nugroho
Sumber: RRI