KBRN, Jakarta: Pengamat Politik BRIN, Wasisto Raharjo Jati, berharap debat Capres dan Cawapres yang akan berlangsung tidak hanya debat kusir. Artinya tidak hanya sebuah perdebatan yang tidak memiliki kesimpulan jelas, atau hanya debat sia-sia.
Debat pertama Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Pemilu 2024 akan berlangsung besok pada Selasa 12 Desember 2023. Ajang ini diharapkan belangsung terbuka, saling bertukar ide, mengadu gagasan, dan menyodorkan pemikiran terhadap solusi serta persoalan bangsa ini.
"Debatnya jangan sampai hanya debat kusir. Ini karena memang debat itu esensinya adalah mencari konklusi (mengacu pada suatu kesimpulan)," ucapnya, alam Perbincangan Pro3 RRI, Senin (11/12/2023)
Artinya publik juga ingin melihat ujungnya dari debat yang akan berlangsung. Salah satunya terkait apa yang mau mereka simpulkan.
"Karena kalau debat tanpa solusi, dan konklusi, akan menjadi debat yang malas didengar. Karena mereka sudah pasti mendengar di lingkungan masing-masing," katanya, menjelaskan.
Menurut Wasisto, debat capres dan cawapres ini tidak hanya menjadi sekedar citra publik, atau tempat mengumbar janji. Tetapi menjadi tempat untuk mencari alat ukur apa yang bisa digunakan, ketika capres dan cawapres menyampaikan ide dan solusi.
Jadi, alat ukur yang paling konkrit bisa melalui pemilihan kata. Sebab pilihan kata bisa jadi representasi ide dari kedua pasangan calon kepada publik.
"Maksudnya adalah dengan menggunakan bahasa populer yang mana publik juga sudah paham. Jangan kemudian publik disuguhkan pada bahasa akademis, atau tingkat dewa yang mungkin publik tidak tahu," kata Wasisto kembali.
Intinya, ajang debat capres dan cawapres ini akan sangat berpengaruh untuk publik atau dapat mempengaruhi pandangan publik. Karena menurutnya kalau sekedar beretrorika tanpa solusi akan sama saja untuj kedepannya.
"Publik itu sudah tahu permasalahan yang ada, jadi di sini peran dari setiap paslon menyuguhkan solusi konkrit itu penting disampaikan," ujarnya.
Pewarta: Vinta
Editor: witokaryono
Sumber: RRI