Pino berharap atlet muda dapat melanjutkan perjuangan dalam mengharumkan nama dan bangsa Indonesia di kancah internasional.
"Kami ingin memberikan semangat kepada adik-adik penerus prestasi nasional. Dengan hadirnya sosok atlet legendaris olahraga, mereka bisa terpacu bahwa kita mampu bersaing di level dunia," kata Pino Bahari kepada ANTARA, Minggu.
Terlebih, sambung Pino, pemerintah saat ini telah memberikan perhatian lebih terhadap atlet-atlet nasional. Kondisi ini jauh lebih baik dari masa saat dirinya masih aktif menjadi seorang atlet.
"Artinya harus bisa menjadi pemacu. Perhatian pemerintah dengan memberikan penghargaan kepada atlet berprestasi adalah 'doping' paling tepat. Makanya dengan momen kirab ini semoga memberikan motivasi untuk atlet yang sedang berjuang," dia menambahkan.
Pino Bahari tercatat sebagai petinju terakhir Indonesia yang mampu meraih medali emas pada ajang Asian Games. Kala itu, dia meraihnya saat bertanding di Asian Games Beijing pada 1990.
Pino berhasil mengalahkan petinju kelas menengah putra Mongolia Bandiin Altangerel di final. Hingga saat ini, belum ada petinju Merah Putih yang mengikuti jejak Pino pada pesta olahraga terbesar di Asia tersebut.
"Kami bisa meraih emas. Sekarang adalah masa mereka (atlet muda) untuk menjadi yang terbaik dan bisa meraih prestasi semaksimal mungkin," kakak dari Nemo Bahari itu menuturkan.
Untuk bisa melahirkan atlet, termasuk petinju kelas dunia, kata Pino, semua pihak harus saling bersinergi, khususnya di PON papua.
"Semua pihak harus bekerja dengan profesional. Petinju menyiapkan diri dengan baik, pelatih menyiapkan tim dengan baik, dan yang mendapat kepercayaan bertugas sebagai official ring juga bekerja dengan dedikasi tinggi," katanya.
"Sehingga nantinya, bisa melahirkan atlet yang terbaik. Kemudian, dalam tinju hanya ada sudut merah dan sudut biru. Tidak melihat dari mana atlet berasal. Atlet juga harus meyakinkan hakim bahwa mereka adalah pemenang dengan cara tampil sebaik-baiknya," ujar Pino menambahkan.
Di PON Papua yang secara secara resmi berlangsung 2-15 Oktober 2021, Pino akan bertugas membawa api abadi di Biak pada Senin (27/9). Dia melakukan kirap api PON Papua bersama petenis legendaris Indonesia Yayuk Basuki.
Selain itu juga hadir dua mantan atlet berprestasi asal Papua, yakni Maria Aibekob (loncat indah) dan Franklin R Burumi (atletik).
Baca juga: Deretan pahlawan olahraga Indonesia dalam kirab api PON Papua
Baca juga: Pino Bahari getol didik petinju sejak dini
Baca juga: Pino Bahari sebut berolahraga tinju bisa tingkatkan rasa percaya diri
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Atman Ahdiat
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).