KBRN, Jakarta: Aktivis Muda Yayan Sopian tidak sepakat, terhadap hasil survei yang menyebut pemilih muda memilih berdasarkan suasana hati. Yayan meyakini, pemilih muda terutama Gen Z memiliki pemikiran kritis untuk menentukan capres-cawapres pilihannya.
"Saya justru berpikiran positif, kita terlalu memandang sebelah mata terhadap anak muda. Padahal anak-anak muda kita ini selalu berpikir kritis, substantif, masuk dalam inti persoalan, tahu apa yang harus dilakukan," kata Yayan saat berbincang dengan Pro3 RRI, Selasa (12/12/2023).
Dalam kehidupan sehari-hari, Yayan tidak menampik, jika anak-anak muda kalangan Gen Z memang terlihat santai. Namun, sikap santai Gen Z itu tidak lantas menutupi pikiran-pikiran kritisnya terhadap capres-cawapres.
"Mereka sangat kritis. Jadi soal pemilihan, saya masih sangat positif bagi anak-anak muda Indonesia," ucap Yayan.
Diketahui, penyelenggaraan Pemilu 2024 tinggal menghitung hari. Tanggal 14 Februari 2024, menjadi hari penentuan bagi capres-cawapres, caleg DPR RI, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, dan DPD RI.
Dari data yang ada, Pemilu 2024 akan didominasi oleh pemilih muda. Persentase pemilih muda mencapai 52 persen dari total 204 juta lebih Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional.
Pemilih muda ini akan sangat menentukan keperpilihan capres-cawapres dan calon anggota legislatif. Kendati suara pemilih muda dinilai bisa menentukan calon pemimpin, tapi karakter mereka ini mudah berubah.
Artinya mereka akan mudah mengubah pilihannya. Yakni, menyesuaikan dengan pikiran, emosi, dan suasana hatinya.
Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: witokaryono
Sumber: RRI