RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Ganjar dan Prabowo Debat Panas Soal Pupuk Subsidi

Ganjar dan Prabowo Debat Panas Soal Pupuk Subsidi

12 Desember 2023 21:25 WIB
Ganjar dan Prabowo Debat Panas Soal Pupuk Subsidi
Tiga paslon Capres-Cawapres saat melakukan debat perdana Pilpres 2024, di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023). (Foto: YouTube RRI)

KBRN, Jakarta: Perdebatan panas terjadi antara Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo dengan Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto. Ganjar dan Prabowo memperdebatkan persoalan ketersediaan pupuk subsidi dan kartu tani untuk para petani.

Awalnya, Prabowo menyinggung persoalan kelompok rentan di Indonesia tidak hanya menimpa perempuan, anak, dan disabilitas. Kelompok tani dan nelayan, disebutkan Prabowo, juga termasuk kelompok rentan.

"Kelompok rentan itu juga termasuk para petani dan nelayan, saya dapat (informasi) itu, setelah keliling khususnya di Jateng. Pak Ganjar, petani-petani di situ sangat sulit dapat pupuk, banyak yang mengeluh dengan kartu tani," kata Prabowo di acara debat perdana Capres-Cawapres Pilpres 2024, di Kantor KPU RI, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Prabowo pun mengkritisi, program untuk para petani yang dikucurkan Ganjar selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. "yang bapak luncurkan ini mempersulit mereka dapat pupuk, mereka ingin pupuk itu pengadaannya disederhanakan," ucap Prabowo.

Merespons hal tersebut, Ganjar memberikan sanggahan kepada Prabowo soal pupuk untuk petani tersebut. Menurut Ganjar, kelangkaan pupuk subsidi tidak hanya terjadi di Jawa Tengah.

"Pak Prabowo, saya harus mengingatkan, pupuk langka terjadi di Papua pak, pupuk langka terjadi di Sumatera Utara pak. Pupuk langka terjadi di NTT, NTB, Kaltim, Pak," kata Ganjar menjawab penilaian Prabowo.

Kemudian, Ganjar membeberkan, pengalamannya ketika menjadi Ketua HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia). Sejak dulu, data petani di Indonesia tidak pernah beres.

"Maka kalau kemudian, satu data petani itu bisa kita kelola, maka distribusi pupuknya harus bisa sampai, tepat sasaran. Pada saat yang sama, kuota pupuk tidak boleh dibatasi," ucap Ganjar.

Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Beri
Sumber: RRI