KBRN, Jakarta: Debat perdana calon presiden yang digelar di halaman Kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam, berlangsung interaktif seperti dijanjikan KPU. Salah satunya saat persoalan penyelesaian kasus hak asasi manusia berat masa lalu diangkat dalam debat.
Persoalan itu diangkat oleh calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, saat sesi tanya jawab di antara capres. Ganjar menanyakan penyelesaian 12 kasus pelanggaran HAM berat masa lalu kepada capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
”Ada 12 kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Pada 2009, DPR sudah mengeluarkan empat rekomendasi kepada Presiden," kata Ganjar saat memberikan pertayaan kepada Capres Prabowo.
Capres Ganjar lantas menanyakan apakah Prabowo akan melaksanakan seluruh rekomendasi itu dan, khusus bagi 13 korban penghilangan paksa. Apakah Prabowo akan membantu agar mereka ditemukan sehingga ibu dari para korban yang selama ini menanti kejelasan soal anaknya bisa berziarah.
Prabowo pun menjawab dengan tegas, terkait pertanyaan yang dilontarkan oleh mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut. ”Sudah sekian tahun yang lalu rekomendasi itu muncul dan masalah ini saat ini ditangani oleh cawapres Anda (Mahfud MD), apa lagi yang mau ditanya ke saya? Saya sudah jawab berkali-kali dan ada rekam digitalnya," ucapnya.
"Setiap lima tahun (mendekati pemilu) selalu ditanya soal itu kalau polling saya naik. Bapak tahu data enggak? Tanya ke kapolda, berapa orang hilang di DKI tahun ini? Come on, Mas Ganjar,” ujarnya.
Ia juga mengaku bahwa dirinya sangat keras membela hak asasi manusia (HAM). ”Nyatanya orang-orang yang dulu ditahan, tahanan-tahanan politik yang katanya saya culik, ada di pihak saya, membela saya. Jadi, masalah HAM jangan dipolitisasi,” tuturnya.
Sementara, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menegaskan bahwa di Papua masalahnya bukan soal kekerasan tetapi pengusutan pelanggaran HAM. Anies menjelaskan bahwa penyelesaian masalah di Papua bukan soal meniadakan kekerasan.
Baginya, yang pertama adalah memastikan bahwa perdamaian itu dihadirkan dengan keadilan. "Jadi tujuannya bukan semata-mata tentang meniadakan kekerasan," katanya.
Pewarta: Allan
Editor: Mosita
Sumber: RRI