"Jadi daerah itu mengharapkan isu yang terkait dengan kondisi lokal. Jadi saya selalu mendapatkan cue card terkait dengan local issue," kata Ganjar dalam wawancara eksklusif dengan ANTARA di kediamannya, Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu.
Ganjar pun mengatakan dirinya sependapat dengan hal tersebut, karena menurutnya Indonesia dengan keberagaman-nya mempunyai kebutuhan yang berbeda di setiap wilayahnya dan tidak bisa disamaratakan.
"Karena enggak bisa kita menggeneralisasi, karena faktanya Indonesia itu memang berbeda-beda dari sisi kondisi masing-masing," ujarnya.
Baca juga: Ganjar akan beri ruang bagi anak muda untuk masuk ke pemerintahan
Baca juga: Ganjar evaluasi parpol koalisi: Ada yang bagus, ada yang perlu dibantu
Dia pun menyebut soal sejumlah daerah terpencil di Indonesia dengan kebutuhan yang berbeda, ada daerah yang butuh infrastruktur seperti jalan, ada wilayah yang membutuhkan fasilitas kesehatan dan ada wilayah yang membutuhkan pendidikan.
Oleh karena itu Ganjar menegaskan dalam kampanye-nya di daerah, dirinya tidak akan fokus hanya pada isu nasional. Namun, turut memfasilitasi isu lokal agar mendapat perhatian dari pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan.
"Teman-teman menyampaikan kepada saya tidak bisa in general, tapi harus ada isu lokal yang dibawa," tuturnya.
Salah satu isu lokal yang menjadi perhatian nasional berkat rangkaian kampanye Pilpres 2024 dan Debat Capres 2024 pertama adalah soal isu kelangkaan pupuk.
"Terjadi dalam debat tadi malam, ditanya juga pupuk langka 'itu di Jawa Tengah langka pak'. Ya itu Anda piknik-nya kurang jauh ya, karena di Sumatera Utara terjadi, terjadi di Sulawesi," ucap dia.
Ganjar pun mengungkapkan hal yang terjadi adalah adanya pengurangan subsidi terhadap pupuk, sehingga pupuk subsidi tidak bisa dijual secara bebas.
Baca juga: Ganjar soal 'undecided voter naik': Enggak usah panik
Solusi-nya pun telah disiapkan antara lain dengan penambahan kuota atau penyuluhan untuk penggunaan pupuk dengan lebih optimal atau penghapusan subsidi sehingga pupuk bisa dijual bebas.
"Tapi ini juga harus dibicarakan untuk membuat konsensus bersama. Nah ini cara-cara kampanye yang melihat lebih kepada lokalitas," ujarnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Chandra Hamdani Noor
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).