KBRN, Jakarta: Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos buka suara soal perkembangan dugaan kasus kebocoran data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2024. Betty mengatakan, KPU saat ini masih menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh tim terkait.
"BSSN (tugasnya) mitigasi, Mabes Polri melakukan investigasi, sejauh apa bocornya," kata Betty dalam keterangan persnya, Kamis (14/12/2023). Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU ini menjelaskan, alur pengusutan dugaan kebocoran data DPT pemilu tersebut.
"Jadi kalau BIN itu ngawasin dari mana, BSSN dari mana. Nanti kalau ada masalah, Mabes akan menilik satu-satu," ucap Betty.
Atas dasar itulah, Betty menegaskan, hingga saat ini belum ada hasil investigasi. Karena, proses investigasi dan mitigasi masih dilakukan Satgas Siber data pemilih Pemilu 2024.
"Jadi kami sudah berkoordinasi dengan BSSN, dengan Mabes secara rutin untuk mengecek dugaan kebocoran itu. Dan, menyimpulkan bahwa saat ini sedang kerja-kerja investigasi oleh Mabes," ujar Betty.
Sebelumnya Data KPU terkait daftar pemilih tetap (DPT) diduga bocor dibobol hacker (peretas). Hacker dengan nama anonim 'Jimbo' mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan mendapatkan data DPT.
Jimbo membagikan sekitar 500 ribu data sampel yang berhasil didapatkan pada salah satu posting-annya (unggahan) di situs BreachForums. Situs tersebut biasa dipergunakan untuk menjual hasil peretasan.
Selain itu, Jimbo juga mengunggah beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut. Dalam forum tersebut Jimbo menjual data itu dengan harga USD74 ribu atau sekitar Rp1,1-1,2 miliar.
"Dalam postingan di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi. Di mana setelah Jimbo melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data unik " kata Pakar Keamanan Siber sekaligus Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, Rabu (29/11/2023).
Menurutnya, jumlah ini hampir sama dengan jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih. Pratama mengatakan, dalam data yang didapatkan Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting.
Mulai dari Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor Kartu Keluarga (KK), nomor ktp (berisi nomor passport untuk pemilih yang berada di luar negeri). Berikutnya nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan.
Selanjutnya alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS. "Data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sample yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS dimana pemilih terdaftar," katanya.
Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Tegar
Sumber: RRI