TVRINews, Semarang
Siti Atikoh Supriyanti mengajak pelajar SMK di Semarang, Jawa Tengah untuk berdialog dengan dirinya terkait dengan keinganan mereka melakukan wirausaha setelah menyelesaikan pendidikan.
Hal ini, ia lakukan saat Istri calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo ini mengunjungi masyarakat di Pasar Jaten, Kampung Jawi, Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 17 Desember 2023.
“Ketika saya tanya anak SMK-nya nanti mau apa, mau kerja di hotel atau mau kerja di warung atau apa, katanya mau berwirausaha,” kata Atikoh saat berdialog dengan pelajar SMK di Kampung Jawi, Jawa Tengah, Minggu, 17 Desember 2023.
Kemudian, saat mendengar cita-cita para pelajar yang ingin berwirausaha, Atikoh mengaku senang. Hal ini karena, Atikoh menilai dengan berwirausaha nantinya akan ada lapangan kerja baru sekaligus menyerap tenaga kerja.
“Saya sangat support karena dengan seperti ini berarti mereka itu tidak akan mengeluh kok enggak ada lapangan kerja, tetapi mereka menciptakan lapangan kerja, menciptakan lapangan kerja untuk diri sendiri dan juga orang lain,” ungkap Atikoh.
“Karea wirausaha itu memang sangat dibutuhkan untuk di Indonesia sehingga ketergantungan kepada pencari kerja itu juga akan berkurang,” tambahnya.
Selain berdialog dengan pelajar, Atikoh juga melihat stand-stand milik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Kemudian, Atikoh melihat jika stand UMKM milik Kelompok Wanita Tani (KWT) yang telah menghasilkan bawang merah dengan kualitas Prima tersebut cukup menarik.
“Ibu-ibu KWT luar biasa sekali bahkan bawang merah dengan kualitas prima sudah bisa di hasilkan ya, mungkin nanti ke depannya untuk pasca panen bisa mulai dilakukan dengan kemasan tentu yang bagus juga,” ucapnya.
Selanjutnya, melihat keberhasilan KWT, ia menyinggung soal cabai, kangkung, selada air yang pernah ditanamnya sendiri. Menurutnya, menciptakan ketahanan pangan melalui bercocok tanam seperti cabai tidak sulit karena tak membutuhkan lahan yang luas.
“Jadi kalau masalah kedaulatan pangan salah satunya adalah kita benar-benar memanfaatkan walaupun sejengkal tanah, bisa ya Itu hortikultura juga bisa, tadi saya lihat kangkung, kangkung saya juga pernah mempraktekkan, kemudian selada air itu juga pernah mempraktekkan. Kita bisa memastikan bahwa produknya itu organik dan sekaligus itu wujud kedaulatan pangan yang diciptakan sendiri,” katanya.
Kemudian dari sisi untuk pencegahan stunting, Atikoh menyebut sudah banyak inovasi yang dihasilkan masyarakat setempat salah satunya daun kelor. Menurutnya, harga daun kelor yang murah dapat menjadi superfood selain tempe tahu untuk dikonsumsi balita demi mencegah stunting.
“Daun kelor bisa dikasihkan kepada anak-anak ya sayang ya, itu bentuknya mungkin sayur bayam atau tadi bentuknya itu dikombinasikan dengan telur sama bakwan-bakwan,” kata Atikoh.
“Karena kalau untuk pencegahan stunting itu adalah 1.000 hari kehidupan pertama, jadi mulai bayi itu di kandungan sampai berjuta sampai usia 2 tahun itu yang paling efektif,” tuturnya.
Pewarta: Lidya Thalia.S
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI