KBRN, Jakarta: Pemerhati politik BRIN Wasisto Raharjo menilai, para pemilih bimbang (undicided voters) membutuhkan gagasan rasional. Hal ini merrspons hasil survei Litbang Kompas mencatat pemilih bimbang mencapai 30 persen lebih pada Pilpres 2024.
"Jadi perlu mengedepankan gagasan dan solusi. Artinya di sini, tinggal mereka pilih, segmen mana pemilih bimbang yang mau mereka dekati," ujar Wasisto dalam perbincangan dengan Pro3 RRI, Senin (18/12/2023).
Karena itu, lanjut Wasisto, hasil survei terkait jumlah pemilih bimbang merupakan informasi strategis. Terutama, bagi capres-cawapres.
Sehingga, menurutnya, 30 persen suara pemilih bimbang bisa menjadi kunci kemenangan paslon capres-cawapres. Perihal ini, mendapatkan 10-15 persen suara pemilih bimbang sudah sangat bagus.
"Sangat strategis, bagi tiap paslon capres-cawapres untuk bisa merebut ceruk suara dari pemilih bimbang ini. Kalau mereka bisa mengamankan 10-15 persen (suara pemilih bimbang) saja potensial," ujarnya.
Lebih lanjut, ia meyakini, para timses paslon capres-cawapres Pilpres 2024 bakal berebut 'PDKT' kepada pemilih bimbang tersebut. Namun, diakui Wasisto, mendekati pemilih bimbang tidak mudah.
"Kalau kita lihat karakteristik pemilih bimbang ini macam-macam, memang mereka itu sudah mapan, sudah selesai dengan kebutuhan premier. Ada yang mereka masih kebingungan, antara memilih identitas atau memilih kualitas," ucapnya.
Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Bunaiya
Sumber: RRI