KBRN, Jakarta: Bawaslu RI tidak menginginkan, polemik disinformasi kotak suara tercoblos pada Pemilu 2019 terulang lagi di Pemilu 2024. Bawaslu menyadari, trigger informasi hoaks dan disinformasi pemilu rata-rata melalui medsos.
"Mohon kemudian itu tidak menambah nambahkan di bawahnya itu, karena hal itulah yang menambah keruh suasana. Tahun 2019 memang ada terjadi dan itu sudah selesai 2019, bukan di tahun 2024 ini," kata Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja dalam keterangan persnya, Selasa (19/12/2023).
Rasa khawatir itu muncul, kata Bagja, Bawaslu menerima informasi dugaan pelanggaran pemilu di medsos soal surat suara tercoblos. Atas dasar itulah, Bawaslu melontarkan pernyataan tegas.
"Ini banyak juga beberapa medsos yang bermasalah juga nih video, kami mewanti-wanti masyarakat. Misalnya, kemarin ada di kota mana tentang kotak suara sudah tercoblos, rupanya itu tahun 2011 bukan 2024," ucap Bagja.
Terkait kabar tersebut, Bagja mengaku, Bawaslu sampai turun ke bawah. Menelusuri kebenaran informasi kotak suara yang sudah tercoblos tersebut.
"Ada di kota mana, tapi sudah kami tindak lanjuti sampai ke bawah. Kami sudah tindak lanjuti ke bawah, di satu kota entah Depok atau mana di sana," ujar Bagja.
Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Mosita
Sumber: RRI
