KBRN, Jakarta: Komisioner Bawaslu RI Lolly Suhenty menegaskan, lembaganya akan terus memerangi disinformasi dan hoaks Pemilu 2024. Disinformasi dan hoaks merupakan 'penyakit' bagi demokrasi di Indonesia.
"Persoalan disinformasi pemilu diperangi bersama dengan pemerintah, penyelenggara pemilu, platform media sosial dan koalisi masyarakat sipil. Disinformasi pemilu maupun pemilihan kepala daerah harus dilawan oleh semua orang yang cinta Indonesia,” kata Lolly dalam keterangan persnya, Minggu (24/12/2023).
Hasil kolaborasi dalam memerangi disinformasi Pemilu 2024, Lolly mengaku, terdapat kemajuan yang terjadi. "Hasil patroli pengawasan siber disampaikan ke Bawaslu setiap harinya, sehingga dapat ditindaklanjuti dengan cepat,” ucap Lolly.
Kemudian, Lolly mengungkapkan, koalisi masyarakat sipil jug berkomitmen melawan disinformasi dan hoaks. Serta, komitmen memberika dedikasinya untuk mewujudkan Pemilu 2024 jujur dan adil.
"Kalau ada masyarakat yang merasa pemilu sekarang tidak sepanas pemilu periode sebelumnya. Padahal arus informasi di media sosial sangat deras, ini merupakan hasil kolaborasi multi pihak,” ujar Lolly.
Dalam mewujudkan Pemilu 2024 jujur, adil, dan rahasia, Bawaslu RI mulai fokus melakukan pelatihan saksi. Bahkan, Bawaslu sudah berkoorinasi dengan parpol peserta Pemilu 2024 terkait saksi.
"Bawaslu sudah lakukan pelatihan saksi. Baik itu, saksi Bawaslu tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota," kata Tenaga Ahli (TA) Bawaslu Ronald Manoach dalam acara 'Collabs Fest' yang diselenggarakan Bawaslu RI, di Sarinah, Jakarta, Minggu (24/12/2023).
Ronald menyadari, pentingnya membangun kesadaran kolektif pada Pemilu 2024. Kemudian, masyarakat juga membutuhkan etika kesadaran politik dalam menciptakan demokrasi.
"Jadi, demokrasi pancasilais. Demokrasi yang mempersatukan, berketuhanan, adil beradap, itu harus dibangun," ucap Ronald.
Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Allan
Sumber: RRI