ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • PON Papua jadi ajang "comeback" Christopher Rungkat

PON Papua jadi ajang "comeback" Christopher Rungkat

28 September 2021 12:54 WIB
PON Papua jadi ajang "comeback" Christopher Rungkat
Petenis Christopher Rungkat usai latihan menjelang pertandingan nomor beregu putra partai ganda ditemui di arena Sian Soor Tennis Center, halaman kantor Walikota Jayapura, Selasa (28/9/2021). (ANTARA/Arindra Meodia)
Jayapura (ANTARA) - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua menjadi ajang kembalinya (comeback) petenis Christopher Rungkat ke pesta olahraga multievent nasional itu setelah absen sejak 2008.

“Terakhir saya main PON tahun 2008 di Banjarmasin, dan setelah itu kan ada pembatasan usia ya, kebetulan usia saya waktu itu sudah di atas event tersebut, jadi saya enggak bisa turun PON,” ujar pria yang akrab disapa Christo itu kepada Antara ditemui di arena Sian Soor Tennis Center, halaman kantor Wali Kota Jayapura, Selasa.

“Tapi di PON 2021 ini aturan kembali lagi seperti semula yang tidak ada pembatasan umur, jadi saya main lagi,” dia melanjutkan.

Baca juga: Jawa Timur punya skuad mumpuni pada cabang olahraga tenis PON Papua

Cabang olahraga tenis lapangan memberlakukan pembatasan usia U-21 tahun, yang merupakan keputusan Pengurus Pusat Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia (PP Pelti) di ajang PON 2012 Riau dan PON 2016 Jawa Barat.

Sementara, pada PON 2020 Papua aturan batasan usia tidak diberlakukan.

Christo mengungkapkan penyelenggaraan PON memang harusnya tidak ada batasan usia. Sebab, jika pembatasan umur diberlakukan, menurut dia, tidak adil bagi mereka yang dibatasi.

"Event ini kan sudah sekelas nasional, jadi seharusnya PON itu merupakan pesta nasional untuk semua atlet atlet Indonesia, jadi seharusnya tidak ada pembatasan umur,” kata Christo.

Baca juga: Tim tenis Jawa Timur dominasi nomor beregu PON Papua

Lebih lanjut, pembatasan usia di bawah 21 tahun, menurut Christo adalah hal yang aneh. Sebab, aturan Federasi Tenis Internasional (ITF) pembatasan hanya berupa junior dan senior, di mana 18 tahun ke bawah adalah junior, sementara 18 tahun ke atas sudah dianggap profesional.

Kehadiran Christo di PON Papua juga merupakan komitmen atlet kelahiran Jakarta 31 tahun silam itu dengan Jawa Timur untuk bergabung sebagai perwakilan.

“Saya harus main karena juga sebagai wujud komitmen saya dan juga dari segi pembinaan dari Jawa Timur juga dari 3-4 tahun terakhir,” kata Christo.

Cabang olahraga tenis telah bergulir mendahului jadwal resmi PON XX Papua, yang akan dibuka 2 Oktober dan ditutup pada 15 Oktober, dengan laga perdana dimulai pada Minggu (26/9), berlangsung hingga 7 Oktober dengan tujuh nomor pertandingan.

Baca juga: Tim tenis Papua ungguli Sumatera Selatan

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Sumber: ANTARA