Rudy menyebut dari 172 orang yang bertugas sebagai panpel, 119 di antaranya merupakan orang asli Papua, termasuk asisten wasit yang bertugas.
Selain itu, pesta olahraga empat tahunan itu juga melibatkan 42 petenis junior asal Papua yang bertugas sebagai ball boy.
Rudy pun berharap keterlibatan masyarakat lokal akan turut berdampak positif pada pembinaan dan prestasi olahraga tenis di Bumi Cenderawasih.
"Terlebih, saat ini Papua memiliki lapangan tenis berstandar internasional," kata Rudy kepada ANTARA, Selasa.
Baca juga: PON Papua jadi ajang "comeback" Christopher Rungkat
Baca juga: Priska Nugroho bersemangat tampil dalam debutnya di PON
Pertandingan tenis pada gelaran PON Papua bergulir di Sian Soor yang terletak di kompleks kantor Wali Kota Jayapura, Papua.
Terdapat tujuh lapangan yang dapat digunakan untuk menggelar turnamen, baik nasional maupun internasional.
Pembangunan lapangan itu sudah dilakukan sejak 2018. Sebelumnya, sambung Rudy, lapangan yang tersedia hanya berjumlah tiga. Kemudian dalam persiapan PON Papua, jumlahnya bertambah menjadi tujuh lapangan.
"Lokasinya sangat unit karena ada pemandangan lautan dan hutan. Daerah lain tidak memiliki lapangan seperti ini," ujar Rudy.
Rudy yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Hubungan Daerah PP Pelti itu juga berharap setelah penyelenggaraan PON Papua, lapangan tenis berstandar internasional itu dapat dimanfaatkan dengan baik untuk pembinaan atlet-atlet muda di Bumi Cenderawasih.
"Saya berharap perawatannya juga baik. Sehingga, ke depan akan banyak atlet muda lahir dan berprestasi," pungkas Rudy.
Baca juga: Tim tenis Papua ungguli Sumatera Selatan
Baca juga: TNI-Polri amankan pertandingan tenis lapangan di Jayapura
Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).