KBRN, Jakarta: Pemerhati politik Muhammad Yazid meminta pemilih pemula tidak asal pilih capres-cawapres di Pemilu 2024. Ia meminta pemilih pemula melihat rekam jejak setiap capres maupun cawapres, sebelum menentukan pilihan.
"Dalan proses kampanye capres-cawapres (anak muda) perlu lakukan profiling. Keterlibatan anak muda penting, dari siapa capres-cawapresnya, gotong rotong bangun bangsa," kata Yazid saat berbincang dengan Pro3 RRI, Senin (1/1/2024).
Peneliti Network for Indonesian Democratic Society (Netfid) Indonesia ini menegaskan, anak muda asal pilih capres-cawapres sangat berbahaya. Karena, kata Yazid, taruhannya adalah nasib anak-anak muda Indonesia itu sendiri.
"Mau dibawa kemana masa depan anak muda ini. Kebutuhan ini jadi dasar, untuk memikirkan, generasi penerus bangsa ini di 2030-2045 itu harus dipikirkan," ucap Yazid.
Yazid juga menyarankan capres-cawapres masif menggandeng anak-anak muda di organisasi kemahasiswaan. Karena, lanjutnya, anak-anak muda zaman sekarang memiliki pemikiran kritis dan sangat ekspresif.
"Latar belakang organisasi kemahasiswaan, aktivis memikirkan bangsa dari pada pribadinya. Jangan melihat anak muda hanya untuk sekedar mendapatkan suara," ujar Yazid.
Sejauh ini, Yazid menilai, capres-cawapres baru sebatas 'berlomba-lomba' mendapat suara anak muda. Capres-cawapres dinilainya belum serius merangkul anak muda untuk membangun Ibu Pertiwi.
"Suara kita, anak muda sangat penting sekali. Kita ketahui bersama, sebagian besar di Pemilu 2024 ini," kata Yazid.
Pewarta: Dedi Hidayat
Editor: Bunaiya
Sumber: RRI