ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Atikoh Ganjar: masyarakat dan pedagang butuhkan stabilisasi harga

Atikoh Ganjar: masyarakat dan pedagang butuhkan stabilisasi harga

3 Januari 2024 17:33 WIB
Atikoh Ganjar: masyarakat dan pedagang butuhkan stabilisasi harga
Arsip - Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti blusukan ke Pasar Rau di Kota Serang, Banten, untuk mendengarkan aspirasi pedagang dan masyarakat serta mengecek harga kebutuhan pokok, Senin (11/12/2023). ANTARA/HO-TPN Ganjar-Mahfud.
Siti Atikoh Supriyanti, istri calon Presiden Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo mengatakan, masyarakat dan pedagang membutuhkan stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok.

“Hal yang adil bagi penjual dan pembeli adalah harga yang stabil. Penjual tidak pusing menentukan harga jual. Pembeli juga bisa tenang menghitung kemampuan belanjanya," kata Atikoh seperti dikutip dari akun Instagram pribadinya @atikoh.s, Rabu.

Pernyataan itu disampaikan setelah blusukan ke pasar-pasar tradisional di berbagai daerah serta berdialog dengan masyarakat dan pedagang.

Atikoh mengungkapkan masyarakat dan pedagang sama-sama mengeluhkan harga bahan pokok, seperti gula, beras, dan cabai yang melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

Keluhan serupa juga disampaikan pedagang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Tegal, Jawa Tengah saat berdialog dengan Atikoh.

Salah seorang pedagang cemilan tradisional "Rambut Nenek" mengeluhkan harga gula yang melambung dari Rp12.000 per kilogram menjadi Rp18.000 per kilogram.

Dia menuturkan, sebenarnya masyarakat dan pedagang sama-sama tidak menuntut harga bahan pokok yang murah, melainkan yang terjangkau dan stabil.

Diakui harga bahan pangan kalau murah, maka akan merugikan para petani, juga pedagang karena margin keuntungan tipis.

Begitu pula jika harga pangan terlalu mahal, daya beli masyarakat berkurang, dan pedagang pun tak bisa mengambil keuntungan.

"Jadi masyarakat dan pedagang itu yang dibutuhkan bukan harga murah tapi affordable, maksudnya yang terjangkau dan stabil, sebab kalau harga pangan dari produk pertanian murah, yang nangis nanti petaninya," tutur Atikoh.
 

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy M Yakub
Sumber: ANTARA