RRI

  • Beranda
  • Berita
  • TKN Prabowo-Gibran: Istilah 'Gemoy' Berangkat dari Bawah

TKN Prabowo-Gibran: Istilah 'Gemoy' Berangkat dari Bawah

5 Januari 2024 12:27 WIB
TKN Prabowo-Gibran: Istilah 'Gemoy' Berangkat dari Bawah
Capres nomor urut 02, Prabowo Sobianto dalam penampilannya di debat capres pertama. (Foto:RRI/Saadatuddaraen)

KBRN, Jakarta: Juru bicara Tim Kampanye Nasional Pemilih Muda (TKN Fanta) Prabowo-Gibran Dedek Prayudi menjelaskan, soal julukan 'gemoy'.   Istilah yang kini sering dikaitkan dengan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto itu bermula dari media sosial (medsos) TikTok.

"Sejarah 'gemoy' ini menjadi amat relevan, karena berangkat dari bawah. Jadi, berangkat dari bawah, organik, dari sebuah akun TikTok, di mana menampilkan Pak Prabowo yang joget-joget," kata Dede, Jumat (5/1/2024).

Dede mengatakan, akun media sosial tersebut membubuhkan keterangan 'Prabowo Gemoy' pada video yang diunggah. Dampaknya, video tersebut diunggah ulang dibeberapa akun medsos sehingga menjadi viral.

Dede menuturkan, Prabowo sendiri awalnya tidak tahu apa arti dari 'gemoy'. Namun, lahirnya istilah 'gemoy' merupakan bentuk awal keberpihakan anak muda kepada dunia politik.

"Jadi, ini bukan sesuatu yang lahir dari kami dan tidak kami paksakan kepada para anak muda. Ini lahir organik dari masyarakat," kata Dede.

Dede mengaku, istilah 'gemoy' pada akhirnya memiliki arti tersendiri bagi jajaran TKN Prabowo-Gibran, yakni rekonsiliasi, keberlanjutan, dan juga Astacita. "Rekonsiliasi menandakan politik yang riang gembira yang tidak menghadirkan sekat perkubuan antar pesaing politik," kata Dede.

"Selanjutnya, 'gemoy' berkelanjutan adalah wujud partisipasi politik oleh para anak muda. Ini ada perpindahan tongkat estafet kepemimpinan antar generasi," kata politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini.

Kemudian, terkait satu program kunci yang ditawarkan oleh pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka adalah 'Astacita'. Ini bertujuan untuk memperkaya sumber daya manusia (SDM) guna meningkatkan masa depan bangsa.

Pewarta: Saadatuddaraen. ST
Editor: Bunaiya
Sumber: RRI