"Angin muter jadi tantangan bagi atlet, tapi untuk layout ini (arena panahan) sudah sangat layak," ujar Permadi di Kompleks Olahraga Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Rabu.
Bagi Permadi, kondisi angin yang tak menentu ini menjadi keuntungan tersendiri, sebab para atlet bisa mengasah kemampuannya seperti menghitung jarak, kecepatan, serta arah angin.
Baca juga: Atlet panahan olimpiade masih jadi andalan daerah di PON Papua
Dengan begitu, kata Permadi, PON Papua bakal menjadi pengalaman berharga bagi para atlet untuk bisa menyesuaikan diri baik dalam kondisi angin maupun cuaca apapun.
Kondisi angin di Papua ini hampir mirip dengan Olimpiade Tokyo yang membuat Arif Dwi Pangestu mesti tersingkir pada babak pertama perorangan putra.
"Bisa dibilang seperti itu (keuntungan), artinya di dalam kondisi apapun atlet harus siap dengan kondisi cuaca dan angin lebih ekstrim. Itu memang tantangan bagi para pemanah untuk menyesuaikan dengan cuaca," kata dia.
Sebelumnya, cabang olahraga panahan telah memulai pertandingan PON XX Papua pada Rabu. Sejumlah atlet Olimpiade ikut bertanding membela daerahnya masing-masing.
Ada empat Olimpian yang ikut dalam PON XX Papua yakni Arif Dwi Pangestu (D.I Yogyakarta), Alviyanto Bagas Prastyadi (Jateng), Riau Ega Agata Salsabila (Jatim), dan Diananda Choirunisa (Jatim).
Baca juga: Atlet panahan Kalbar latihan pemantapan skill di Jayapura
Baca juga: Panahan Jabar targetkan 4 medali emas PON Papua
Baca juga: PB PON ajak masyarakat Papua manfaatkan setiap fasilitas olahraga
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Fitri Supratiwi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).