RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Harga Melipat Kertas Suara Capres dan Caleg Berbeda

Harga Melipat Kertas Suara Capres dan Caleg Berbeda

9 Januari 2024 06:42 WIB
Harga Melipat Kertas Suara Capres dan Caleg Berbeda
Para petugas pelipat surat suara tengah bekerja di gudang logistik KPU Kota Bekasi. Upah melipat kertas suara calon presiden Rp300 per lembar, sedangkan untuk calon legislatif dihargai Rp450 per lembar. (Foto: RRI/Leny Kurniawati)

KBRN, Kota Bekasi: Petugas penyortir dan pelipat surat suara Pemilu 2024 dibayar per kertas. Setiap lembar kertas dihargai dengan honor berbeda-beda.

Untuk kertas suara calon presiden (capres) dihargai Rp300 per lembar. Sedangkan untuk calon legislatif (caleg) dihargai Rp450 per lembar

Dalam proses penyoritiran dan pelipatan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi melibatkan masyarakat setempat. Yakni mereka yang tinggal di dekat gudang logistik KPU tepatnya di Bekasi Utara.

Proses penyortiran dimulai Senin, 8 Januari 2024. Sebanyak 380 orang terlibat dan rencananya akan ditambah hingga 1.000 orang.

Rencananya mereka akan melipat kertas suara sebanyak 9 juta lebih. Dengan waktu atau durasi kerja sekitar 20 hari. 

Ketua KPU Kota Bekasi, Ali Syaifa mengatakan, warga dilibatkan agar mendapat dampak ekonomi. Sebab pemilu bukan saja sarana kedaulatan rakyat tapi juga penggerak ekonomi rakyat.

"Satu sisi kita ingin menyelenggarakan tahapan pemilu. Satu sisi kita juga ingin memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat," kata dia.

Salah seorang koordinator petugas sortir dan lipat, M. Muchlis menargetkan bisa melipat sebanyak mungkin kertas. Sebab besaran uang yang ia dapat tergantung dari banyak tidaknya kertas yang dilipat.

"Tidak ada target dari KPU, target ada pada kita. Kalau saya dan kelompok sebisa mungkin ya sebanyak-banyaknya," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya tetap mengutamakan unsur kehati-hatian dalam bekerja. Tidak sekadar cepat.

"Teliti dan hati-hati. Jadi meskipun cepat tetap kita harus berhati-hati dalam melipat, itu saja seh," kata Muchlis lagi.

Dalam proses sortir dan pelipatan surat suara, para pekerja tidak mendapat jatah makan. Ini berbeda dengan lima tahun lalu.

"Gak kaya dulu, kalau dulu disediakan makan. Sekarang udah gak, kita makan beli sendiri itu ajah seh," ujarnya mengakhiri.

Pewarta: Leny Kurniawati
Editor: witokaryono
Sumber: RRI