KBRN, Jakarta: Ketua Umum Induk UMKM Indonesia, Nana Riwayatie mengatakan, adanya penurunan omset pelaku UMKM pada Pemilu 2024. Hal itu lantaran tren kampanye jelang Pemilu 2024 saat ini lebih memanfaatkan media sosial, buzzer atau influencer.
"Penjualan produk sendiri untuk kampanye itu turun drastis. Bahkan penurunan itu mencapai sekitar 40 sampai 90 persen," kata Nana dalam dialog Pro3 RRI, Selasa (9/1/2024).
Dia merinci, sejumlah daerah yang mengalami penurunan penjualan UMKM selama pemilu ini diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Penurunan itu, diakuinya, juga lantaran meningkatnya tren digitalisasi yang dilakukan oleh partai politik (parpol).
"Kaya produk bendera, kaos itu ada penurunan, bahkan kaya di Bekasi, Tangerang juga ada penurunan. Itu karena tren kampanye ini sudah menggunakan digitalisasi," katanya, mengungkapkan.
Selain digitalisasi, lanjut Nana, faktor lain adalah perubahan cara pendekatan yang dilakukan oleh parpol. Sebelumnya, jika parpol hanya kerap membagikan kaos dan atribut parpolnya, namun kini mereka bahkan mampu memberikan sembako hingga uang tunai.
"Sekarang mereka (parpol) memilih untuk membagikan sembako atau uang tunai dibanding bagi-bagi kaos, tren ini sudah sangat berubah. Saya sendiri sangat suprise sekali ya karena dalam jangka waktu lima tahun terakhir ini perubahannya drastis," ujarnya.
Sepinya pendapatan pelaku UMKM pada masa kampanye Pemilu 2024 tersebut didasarkan pada hasil wawancara dengan 15 pelaku UMKM. Mereka berada di area Pasar Tanah Abang dan Pasar Senen.
“Tadinya kan tidak online dan offline, itu sangat berpengaruh sekali. Bukan karena (tidak suka bagi-bagi kaos) gitu karena harga (kampanye online) lebih murah saja,” kata Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKopUKM Yulius saat konferensi pers di Kantor KemenKopUKM Jakarta, Senin (8/1/2024).
Menurutnya, sejumlah pedagang mengaku penjualan produk untuk kampanye pada periode pemilu sebelumnya yakni pada tahun 2019 dirasakan lebih baik dibandingkan pemilu tahun ini.Dinilai terdapat penurunan penjualan produk untuk kampanye cukup drastis sekitar 40-90 persen.
Pewarta: Rini Hairani
Editor: Tegar
Sumber: RRI