ANTARA

DKI Jakarta unjuk gigi menggusur dominasi Papua

29 September 2021 23:38 WIB
DKI Jakarta unjuk gigi menggusur dominasi Papua
Atlet sepatu roda putri DKI Jakarta Naura Rahmadija (tengah) dan Farah Amalia (kiri) serta atlet sepatu roda putri Jawa Barat Fathiyya Luh Nik (kanan) berfoto bersama saat upacara pengalungan medali usai Sprint 500 M+D putri PON Papua di Arena Klemen Tinal Roller Sport, Kota Jayapura, Papua, Rabu (29/9/2021) ANTARA FOTO/Fauzan/wsj.
Surabaya (ANTARA) - Kontingen DKI Jakarta mulai unjuk gigi dalam persaingan merebut gelar juara umum Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, ketika ketangguhan dan keperkasaan atlet-atlet Ibu Kota mulai terlihat sepanjang pertandingan pada Rabu.

Mengutip data dari laman resmi PB PON XX Papua, atlet-atlet DKI Jakarta pada Rabu sukses mengumpulkan sembilan keping emas dan mendongkrak posisi mereka menuju puncak klasemen dengan 15 emas, 7 perak, 9 perunggu. DKI menggusur tuan rumah Papua yang hanya menambah empat keping emas di urutan kedua dengan 13 emas, 3 perak, 9 perunggu.

Sembilan emas DKI Jakarta dikumpulkan dari cabang olahraga wushu (2), sepak takraw (1), kriket (2), dayung (1), judo (1), dan sepatu roda (2).

Dari cabang olahraga wushu yang pada perlombaan hari pertama mementaskan dua nomor final taolu chang quan putra/putri di GOR Futsal KONI Merauke, DKI Jakarta melakukan sapu bersih melalui penampilan atlet pelatnas Edgar Xavier Marcelo dan Nandira Mauriskha.

Di nomor tangan kosong itu, Edgar Xavier, juara SEA Games 2019, mendapat nilai tertinggi 9.72. Ia mengungguli dua atlet Jawa Timur Seraf Naro Siregar dan Muhammad Daffa yang harus puas dengan medali perak dan perunggu.

Baca juga: Round-up: DKI Jakarta sapu bersih emas hari pertama wushu PON Papua

Keberhasilan Edgar diikuti rekannya Nandira Mauriskha yang menyabet medali emas di bagian putri. Dengan nilai 9.70, atlet pelatnas ini mengalahkan Zoura Nebulani (Jabar) dan Natalie Chriselda Tanasa (Jatim).

"Aku sudah sangat puas karena dapat menghasilkan yang terbaik," kata Nandira usai upacara pengalungan medali.

Selain wushu, pundi-pundi emas kontingen DKI kembali datang dari cabang olahraga sepatu roda dengan menyapu nomor sprint 500 meter putra dan putri, masing-masing melalui Barijani Mahesa Putra dan Naura Rahmadija Hartanti.

Dengan tambahan dua emas ini, secara keseluruhan DKI Jakarta sudah memperoleh tujuh keping dari cabang olahraga sepatu roda. Target mereka dari sepatu roda adalah 12 emas atau separuh dari total yang diperebutkan pada PON Papua.

Baca juga: Papua boyong dua emas dari cabang dayung PON Papua

Tuan rumah Papua yang selama dua hari terakhir begitu dominan dalam perburuan medali emas, sepanjang Rabu ini hanya mampu menambah empat emas, masing-masing dua dari dayung, satu dari judo, dan satu lagi dari gantole.

Dua emas dayung untuk tuan rumah disumbangkan Stevani Maysche Ibo di nomor kayak satu (K-1) 500 meter putri. Pedayung nasional ini finis tercepat dengan catatan waktu 2 menit 07,532 detik, mengungguli Raudani Fitra (Riau) dan Ramla (Sulawesi Barat).

Kemudian, duet Dorsila Kumbubui/Syome Aledayane Monim menjuarai nomor kayak dua (K-2) 500 meter putri. Mereka mengalahkan tim DKI Jakarta dan Jawa Barat.

"Saya sangat bangga dan berterima kasih kepada masyarakat Papua yang telah mendukung tim dayung dengan doa. Semoga ke depannya kami masih memberikan emas lagi,” kata Stevani Maysche Ibo setelah perlombaan.

Dari Graha Eme Neme Yauware, Mimika, judoka Ilham Fadillah memberi tuan rumah Papua tambahan medali emas, setelah menundukkan Beta Awari (Kalimantan Barat) di kelas -55 kg putra. Medali perunggu direbut Dicky Zulkifar (Banten) dan Imam Maulana Muttaqin (Jawa Barat).

Makin seru

Juara bertahan kontingen Jawa Barat mulai ikut memanaskan persaingan menjadi yang terbaik di PON Papua. Setelah hanya meraih dua emas sehari sebelumnya, kali ini atlet-atlet Jabar sukses meraup tujuh medali emas, masing-masing tiga dari judo, dayung (2) dan gantole (2).

Tiga emas judo dipersembahkan Anggun Nurajijah di kelas -45 kg putri, Toni Irawan (kelas 55-60 kg putra), dan Dewa Kadek RamaWarma Putra (kelas 60-66 kg putra).

Setelah mengemas dua emas sehari sebelumnya, tim dayung Jabar kembali unjuk kekuatan dengan menambah lagi dua keping emas pada perlombaan di Teluk Youtefa, Kota Jayapura.

Kali ini, tim dayung Jabar yang beranggotkan Andri Agus Mulyana, Indra Hidayat, Chandra Destia, dan Erik Saf menyabet emas dari nomor kayak empat (K-4) 500 meter putra. Mereka finis terdepan catatan waktu 1 menit 33,431 detik, meninggalkan tim Kalimantan Selatan yang meraih perak dan tuan rumah Papua harus puas dengan perunggu.

Baca juga: Jawa Barat tambah dua emas dari dayung PON Papua

Emas keempat Jawa Barat dari dayung dipersembahkan pasangan Nur Meni/Ratih di nomor kano dua (C-2) 500 meter putri. Meski sempat tertinggal dari Papua dan Jambi, Nur/Ratih mampu menyusul pada 200 meter terakhir dan mengklaim posisi pertama dengan mencatatkan waktu 2 menit 13,943 detik.

Tuan rumah Papua harus puas dengan perak (2 menit 16,953 detik) dan Jambi mendapat perunggu (2 menit 20,093 detik).

Di tengah serunya persaingan tiga provinsi teratas yakni DKI Jakarta, Papua dan Jawa Barat, kontingen Jawa Timur juga mulai bangkit dari "tidur" untuk meraih pundi-pundi emas, meskipun baru bisa "mencuri" dua keping.

Medali emas pertama didapat dari cabang olahraga sepak takraw nomor double tim putra setelah mengalahkan Sulawesi Selatan dengan skor 2-1. Sayangnya, keberhasilan ini tidak mampu diikuti tim putri yang menyerah 1-2 dari DKI Jakarta.

"Itulah permainan, anak-anak sudah berjuang luar biasa, menjaga semangat dan kebersamaan," kata pelatih sepak takraw Jatim M. Khabib.

Baca juga: Jatim sabet medali emas sepak takraw double tim putra PON Papua

Satu medali emas lainnya untuk Jatim dibukukan judoka Dewinda Ariani Trisna yang bertarung di kelas 45-48 putri dengan mengalahkan R.R. Tery Kusumardani (Jabar). Namun, kesuksesan tersebut gagal diikuti dua wakil Jatim lainnya di dua nomor lainnya.

Di kelas -45 kg putri, Jatim hanya mampu meraih medali perak atas nama Luh Eka Meidiani. Begitu pula di kelas -66 kg putra, Mochammad Syaiful Raharjo harus mengakui ketangguhan Dewa Kadek Rama Warna (Jabar).

"Sebenarnya Mochammad Syaiful punya kans besar untuk meraih medali emas, sayang dia kecolongan di 12 detik terakhir," kata Ketua Umum Pengprov Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Jatim Yoyok Subagiono, seraya menambahkan peluang menambah emas masih terbuka.

Baca juga: DKI Jakarta jegal ambisi Jatim kawinkan emas sepak takraw double tim

Berikut klasemen sementara perolehan medali: (emas, perak, perunggu)

1. DKI Jakarta 15 7 9
2. Papua 13 3 9
3. Jabar 9 8 12
4. Jatim 2 7 4
5. Bali 1 2 3
6. Sumbar 1 2 2
7. Kaltim 1 1 2
8. Riau 1 1 0
9. Sultra 1 1 0
10. Sulsel 0 2 2
11. Sumut 0 2 0
12. Banten 0 1 3
13. Jambi 0 1 3
14. Yogyakarta 0 1 1
15. Papua Barat 0 1 1
16. Kalteng 0 1 0
17. Kalbar 0 1 0
18. Kalsel 0 1 0
19. Maluku Utara 0 0 1
20. Sumsel 0 0 1
21. Sulbar 0 0 1

Baca juga: Menkominfo: Penyelenggaraan PON Papua berada di zona aman
Baca juga: Kapolri ingatkan keberhasilan PON Papua bawa kehormatan bangsa
Baca juga: PB PON gelar upacara penaikan bendera kontingen pada Kamis

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Irwan Suhirwandi
Sumber: ANTARA