KBRN, Jakarta: Pemerhati politik Pangi Syarwi Chaniago meminta KPU dan Bawaslu mengantisipasi potensi kecurangan dalam Pemilu 2024. Terutama dalam proses penghitungan suara setelah hari pencoblosan 14 Februari 2024.
"Pengalaman masa lalu harus menjadi starting point memperbaiki keadaan saat ini. Misalnya memperkuat saksi menjadi penting," kata Syarwi dalam perbincangan bersama Pro3 RRI, Jumat (12/1/2024).
Penguatan saksi ini, kata dia, harus dilakukan mulai dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) hingga ke penghitungan nasional. Dengan begitu, diharapkan tidak ada penyalahhunaan dalam penghitungan suara pemilu.
"Dari tingkatan itu saja itu ada potensi terjadinya penyalahgunaan adanya suara siluman. Penambahan suara dan ada pemilunya suaranya dimanipulasi," ucapnya.
Di sisi lain, ia menyoroti debat capres yang telah dilakukan KPU. Pangi menyarankan agar massa pendukung capres tidak perlu dihadirkan dalam debat capres tersebut.
"Kehadiran mereka hanya membuat moderator dan penyelenggara sibuk dan menghabiskan waktu. Terutama untuk menertibkan mereka yang justru menjadi pengganggu jalannya debat," katanya.
Seharusnya, kata dia, untuk meningkatan kualitas yang dihadirkan di dalam forum debat bukan pendukung dan tim sorak. Namun, para pemilih yang belum menentukan pilihan.
"Sehingga mereka bisa diyakinkan untuk memilih dengan menilai kualitas para kandidat dari hasil perdebatan atau jalan tengahnya," ucapnya. Untuk itu, kata Pangi, dalam forum debat ke depan tidak perlu menghadirkan para pendukung masing-masing kandidat.
Pewarta: Iman
Editor: Tegar
Sumber: RRI