TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Peduli Kesejahterahan Petani, Ganjar: Kita Harus Utamakan Produk Dalam Negeri

Peduli Kesejahterahan Petani, Ganjar: Kita Harus Utamakan Produk Dalam Negeri

12 Januari 2024 15:19 WIB
Peduli Kesejahterahan Petani, Ganjar: Kita Harus Utamakan Produk Dalam Negeri

TVRINews, Nganjuk

Dalam kampanye yang ke-46, Calon Presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo berdialog dan ramah tamah dengan petani tebu di Kertosono. Dialog tersebut membahas mengenai impor gula yang dianggap berlebihan.

Ganjar mengatakan dirinya akan selalu mengutamakan produk dalam negeri. Tak hanya itu, ia menuturkan, jika pemerintah tidak harus serta merta melakukan impor.

“kalau impor gula itu tebu petaninya dibeli dulu. Jangan sampai kemudian kebutuhannya lebih berat kepada impor maka kita tidak akan pernah mandiri,” kata Ganjar.

Ganjar melanjutkan, dirinya sering mendapatkan keluhan terkait impor produk pangan yang kerap ia dapatkan kala berdialog dengan petani di sejumlah wilayah Indonesia.

Salah seorang petani tebu M Yahya Solahuddin, mengatakan kepada Ganjar alangkah baiknya sebelum melakukan kebijakan impor gula terlebih dahulu melihat stok gula yang ada di tanah air.

“Yang harus diperhatikan adalah jumlah, kadang-kadang kita ini jumlahnya di dalam negeri sudah ada gulanya petani katakanlah 3 juta, itu kebutuhan kita 5 juta. Biasanya pemerintah itu ngeimport lagi kadang-kadang 5 juta lagi. Nah kan yang 5 juta itu enggak masuk itungan,” ujar Yahya saat berdialog dengan Ganjar.

Menurut Yahya, para petani meminta kepada Ganjar bila nantinya menjadi Presiden bisa mengendalikan kebijakan impor gula, supaya petani tebu tidak mengalami kerugian.

“Mangkanya kalau mau impor itu dilihat dulu kebutuhannya berapa, yang ada di Indonesia itu berapa, sehingga tidak over dan berlebihan,” jelas Yahya.

Tak lupa Ganjar mengaku, mendapatkan keluhan lainnya mengenai benih bagi petani tebu yang sulit didapatkan. Dan satu lagi, persoalan pupuk pun masih menjadi pembahasan kala bertemu dengan petani.

“Pupuk. Lagi-lagi problem pupuk problem nasional yang perlu diperhatikan. Alokasinya  jauh dari cukup, bahkan kalau kita hitung tadi alokasinya hanya 1/3 saja,” tutur Ganjar.

Pewarta: Nisa Alfiani
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI