RRI

Marak Impor Gula, Petani Tebu Curhat ke Ganjar

12 Januari 2024 00:05 WIB
Marak Impor Gula, Petani Tebu Curhat ke Ganjar
Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo berdialog dengan petani tebu di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024). (Foto: Tim Kampanye Ganjar)

KBRN, Nganjuk: Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo berdialog dengan petani tebu di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (12/1/2024). Dialog itu membahas mengenai impor gula yang dianggap berlebihan.

Salah seorang petani tebu M Yahya Solahuddin, mengatakan kepada Ganjar, alangkah baiknya sebelum melakukan kebijakan impor gula, terlebih dahulu melihat stok gula. Khususnya yang ada di tanah air.

“Yang harus diperhatikan adalah jumlah, kadang-kadang kita ini jumlahnya di dalam negeri sudah ada gulanya petani katakanlah 3 juta, itu kebutuhan kita 5 juta. Biasanya pemerintah itu ngeimport lagi kadang-kadang 5 juta lagi, nah kan yang 5 juta itu enggak masuk itungan,” ujar Yahya.

Menurut Yahya, para petani berharap kepada Ganjar bila menjadi Presiden, dapat mengendalikan kebijakan impor gula, supaya petani tebu tidak mengalami kerugian. “Mangkanya kalau mau impor itu dilihat dulu kebutuhannya berapa, yang ada di Indonesia itu berapa, sehingga tidak over dan berlebihan,” ujarnya. 

Menanggapi keluhan tersebut, Ganjar menegaskan dirinya akan selalu mengutamakan produk dalam negeri. “Kalau impor gula itu tebu petaninya dibeli dulu. Jangan sampai kemudian kebutuhannya lebih berat kepada impor, maka kita tidak akan pernah mandiri,” ucapnya. 

Menurutnya, keluhan soal impor produk pangan kerap didapatkannya, ketika berdialog dengan petani di sejumlah wilayah Indonesia. “Kita akan coba baca untuk bisa mencarikan solusi menyeimbangkan ini, sehingga petani dalam negeri mendapatkan tempat yang utama,” ujarnya. 

Selain itu, Ganjar juga mendapatkan keluhan mengenai benih bagi petani tebu, yang sulit didapatkan. Kemudian, persoalan pupuk pun masih menjadi pembahasan saat bertemu dengan petani.

“Pupuk. Lagi-lagi problem pupuk problem nasional yang perlu diperhatikan. Alokasinya  jauh dari cukup, bahkan kalau kita hitung tadi, alokasinya hanya 1/3 saja,” kata Ganjar.

Pewarta: Mandra
Editor: Rini Hairani
Sumber: RRI