RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Jimly Nyatakan Pemakzulan Presiden Jokowi Isu Pengalihan Pemilu

Jimly Nyatakan Pemakzulan Presiden Jokowi Isu Pengalihan Pemilu

14 Januari 2024 22:29 WIB
Jimly Nyatakan Pemakzulan Presiden Jokowi Isu Pengalihan Pemilu
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie menilai adanya isu pemakzulan Presiden Joko Widodo sarat politis. (Foto:RRI/Saadatuddaraen)

KBRN, Jakarta: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie menilai adanya isu pemakzulan Presiden Joko Widodo sarat politis. Pasalnya, muncul menjelang Pemilu 2024 ini diduga sebuah upaya dari pihak yang takut kalah.

"Aneh, satu bulan ke Pemilu kok ada ide pemakzulan presiden. Ini tidak mungkin, kecuali cuma pengalihan perhatian atau karena pendukung paslon, panik dan takut kalah," ujar Jimly, Minggu, (14/1/2024).

Jimly mengungkapkan, keheranannya atas munculnya ide pemakzulan Presiden Joko Widodo jelang Pemilu. Ia menganggap ini sebagai strategi pengalihan perhatian dari mereka yang takut kalah.

Jimly menuturkan, proses pemakzulan memerlukan waktu yang lebih panjang dari satu bulan, mengingat perlunya sikap resmi dari DPR dan MPR. Namun, alangkah lebih baik untuk fokus pada kesuksesan Pemilu 2024.

"Sulit mencapai sikap resmi dari 2/3 anggota DPR dan MPR hanya dalam satu bulan. Kita sebaiknya fokus pada kesuksesan Pemilu," kata Jimly.

Diketahui, Menko Polhukam Mahfud MD mengkonfirmasi telah menerima kedatangan 22 tokoh dari Petisi 100 yang mengusulkan pemakzulan Presiden Joko Widodo. Mahfud menjelaskan, bila proses pemakzulan presiden melibatkan serangkaian langkah kompleks dan memerlukan waktu yang lama.

"Proses pemakzulan presiden melalui DPR dan MK bukanlah hal yang mudah. Pasti akan memakan waktu yang lama," ujar Mahfud.

Adapun para anggota Petisi 100 ini diisi oleh beberapa tokoh terkenal. Terutama dari pendukung Anies Baswedan seperti, Amin Rais dan Jenderal TNI (Purn) Tyasno Sudarto.

Diketahui, survei terbaru dari Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kinerja Presiden Joko Widodo, 80,2 persen responden menyatakan puas dan 10,6 persen sangat puas. Hanya 17,2 persen yang tidak puas, dengan 3,0 persen tidak puas sama sekali.

Direktur Komunikasi JRC, Alfian P menyatakan, tingginya approval rating Jokowi menunjukkan keberpihakannya menjadi faktor penentu kemenangan pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2024. "Ini mengindikasikan keinginan publik agar program-program Jokowi dilanjutkan," kata Alfian.

Pewarta: Saadatuddaraen. ST
Editor: Bara
Sumber: RRI