TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Capres Anies: Atasi Ketimpangan Dengan Pembangunan Ekonomi Berkeadilan

Capres Anies: Atasi Ketimpangan Dengan Pembangunan Ekonomi Berkeadilan

15 Januari 2024 15:51 WIB
Capres Anies: Atasi Ketimpangan Dengan Pembangunan Ekonomi Berkeadilan

TVRINews, Ambon

Calon presiden nomor urut 1,  Anies Rasyid Baswedan menyatakan komitmennya untuk mengatasi ketimpangan  dengan pembangunan ekonomi berkeadilan. Hal ini diungkapkan dalam agenda temu kebangsaan di Gedung Serbaguna, Xaverius, Kota Ambon. 

"Republik ini sistem perekonomiannya didasari pada prinsip keadilan bukan saja perekonomian yang tumbuh,  tapi perekonomian yang memberikan kesetaraan dan merata,  itu filosofi bung Hatta bukan filosofi Anies,  bukan.  Itu kata konstitusi kita tapi ketika kita membangun kebijakan perekonomian kita, kebijakan-kebijakan untuk kawasan kepulauan harus dibedakan dengan kawasan yang darat" Ungkapnya . 

Temu kebangsaan yang dihadiri tokoh lintas  agama,  tokoh masyarakat, tokoh adat,  dan akademisi, Capres Nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedaan menyatakan visi misi yang diusung paslon nomor urut 1 berbeda dengan paslon lainnya. Ia  menawarkan 2 dimensi kebijakan yang akan ditempuh  dalam mengatasi ketimpangan yakni sektoral dan teritorial. Dirinya meyakini melalui ke 2    kebijakan harus dikembangkan kebutuhan tiap daerah sesuai dengan kebutuhannya.

"Visi misi kami berbeda dengan visi misi capres yang lain capres yang lain baik,  Pilpres sekarang maupun Pilpres sebelumnya.  semua visi misi capres itu 1 dimensi, dimensi yang misalnya kebijakan tentang pertanian perkebunan industri pedesaan pendidikan kesehatan itu dimensi sektor,  kami membuatnya 2 dimensi sektor dan teritorial yang kita bikin sektor yang kedua kita buat apa untuk Sumatera apa untuk Kalimantan apa untuk Sulawesi daratan tinggi apa untuk Kepulauan ini bagus sekali kita harus buat perencanaan sesuai potret Indonesia", Tandasnya. 

Capres Anies Baswedan  juga  menyoroti kebijakan, agromaritim sebagai  solusi permasalahan pertanian dan kelautan yang ada  di Maluku sebagai provinsi kepulauan. Dijelaskan Indonesia terdiri dari negara kepulauan  dimana terdapat agriculture diatas tanah dan aquaculture yang di laut. Kebijakan pangan jangan dilihat hanya diatas tanah saja,  sehingga selalu membahas kontinental tetapi juga harus digeser menjadi pandangan archipilago. 

"Dalam visi mis kami agromaritim., kenapa argomaritim karena Laut, kebijakan pangan Jangan hanya yang di atas tanah ternyata pandangannya kontinental terus kita geser sekarang menjadi pandangan archipilago lagi itulah sebabnya namanya agro maritim jadi kami insya Allah lakukan itu"  Tambahnya. 

Selain itu, Anies juga menyoroti kebijakan yang akan dibangun untuk mendorong Ambon sebagai kota musik kelas dunia sebagai pengembangan kebudayaan. 

Sementara terkait menajdikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional dan ambon new port juga menjadi komitmennya. Dirinya menyatakan tidak ingin dihukum dengan janji-janji yang diklaim oleh orang lain. Namun dirinya berikhitar untuk dapat menyelesaikan program tersebut dalam 5 tahun kedepan. 

"Itu semua janji-janji yang pernah diungkapkan dulu saya ingin sampaikan tolong jangan hukum saya dengan janji yang tidak dilunasi oleh orang lain juga waktu saya masih Pilkada di Jakarta semua orang itu di Kampung-kampung bilangnya begini terima kasih rencana bapak Bagus kami cuma mau tanya bapak mau di sini 5 tahun atau cuma sebentar saja nanti pergi lagi Pak karena dulu ada yang berjanji di sini belum selesai hukum saya dengan janji saya Saya berjanji di Jakarta 5 tahun dan janji itu saya tepati di Jakarta bisa tercapai 100% bisa 80% bisa 60% bisa 200% bisa bahkan yang tidak dijanjikan dilaksanakan Ini pengalaman kami tapi kami akan lakukan program strategis nasional` Ungkapnya. 

Selain itu dirinya juga menyoroti kompetensi orang Maluku yang mumpuni dan berintegritas sehingga tak menutup kemungkinan dapat dilibatkan dalam penyusunan kabinetnya nanti apabila terpilih sebagai presiden republik indonesia.

Pewarta: Monica Seipala
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI