"Dua atlet ini atas nama Moh Refaldi Pasaribu dan Ni Nyoman Yuli Adriani, keduanya berasal dari Kecamatan Ampibabo dan merupakan atlet cabang olahraga dayung," kata Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Parigi Moutong Supardin di Parigi, Minggu.
Ia menjelaskan kedua atlet berprestasi asal Parigi Moutong itu sebelumnya pernah mengikuti kejuaraan tingkat regional dan nasional. Moh Refaldi pernah meraih satu medali emas pada Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Dayung antara Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Provinsi Maluku Utara tahun 2015.
Lalu, ia juga berlaga di Kejurnas Dayung senior yang berlangsung di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017 dan meraih satu medali perunggu untuk Sulawesi Tengah.
"Moh Refaldi juga pernah tampil di Perka Kejurnas dayung pra-PON 2019 di Provinsi Jawa Barat tahun 2019," ujar Supardin.
Baca juga: KONI Sulteng jaga ketat asupan atlet selama PON Papua
Baca juga: Sulteng targetkan raih medali pada 13 cabor di PON Papua
Sementara itu, sambung dia, Ni Nyoman Yuli Ardiani pernah menorehkan medali perak pada Kejurnas Dayung junior tahun 2017 di Palembang.
"Ni Nyoman juga lolos ke tim nasional (timnas) dayung putri, saat itu mengikuti Asian Games 2018, namun sayangnya Ni Nyoman mengalami cedera," tutur Supardin.
Lebih lanjut. ia menjelaskan Ni Nyoman pernah mengikuti Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) tahun 2019 di Jawa Barat dan memboyong satu medali Perunggu.
Selain itu, atlet berprestasi asal Parigi Moutong itu juga berada di peringkat ke empat cabang olah raga dayung pra-PON 2019.
"Berbekal pengalaman dan prestasi yang pernah mereka raih pada sejumlah kejuaraan, diharapkan keduanya mampu memberikan yang terbaik untuk daerah di ajang kompetisi bergengsi nasional nanti di Papua, dan keduanya harus mampu bekerja dalam tim," harap Supardin.
Baca juga: KONI Sulteng siapkan bonus ratusan juta bagi atlet peraih medali PON
Baca juga: KONI Sulteng terjunkan 61 atlet untuk berlaga pada PON XX Papua
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).