TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Jelang Debat Pilpres ke-empat, Peneliti Indef Harap Para Paslon Urai Wawasan Mulai Dari Limbah Menjadi Energi Hingga Berkaca Atas Kasus Rempang

Jelang Debat Pilpres ke-empat, Peneliti Indef Harap Para Paslon Urai Wawasan Mulai Dari Limbah Menjadi Energi Hingga Berkaca Atas Kasus Rempang

18 Januari 2024 15:02 WIB
Jelang Debat Pilpres ke-empat, Peneliti Indef Harap Para Paslon Urai Wawasan Mulai Dari Limbah Menjadi Energi Hingga Berkaca Atas Kasus Rempang
Jelang Debat Pilpres ke-empat, Peneliti Indef Harap Para Paslon Urai Wawasan Mulai Dari Limbah Menjadi Energi Hingga Berkaca Atas Kasus Rempang

TVRINews, Jakarta

Debat ke-empat Pilpres 2024 yang akan digelar KPU 21 januari 2024 akan mengangkat tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.

Jelang debat ke-empat, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menggelar diskusi secara daring, dengan judul “Mengurai Gagasan Cawapres mengenai Isu Keberlanjutan”. 

Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry satrio nugroho mengatakan kasus rempang hendaknya menjadi tantangan serius para paslon terkait pengelolaan sumber daya alam yang terjadi karena ketidak sinkronan kebijakan antara pusat dan daerah.

“Sejauh ini pengelolaan sumber daya alam banyak ketidaksinkronan pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat memiliki projek yang tidak terkoordinasi dengan daerah. Konflik terjadi. Contoh kasus rempang. Ini tentunya menjadi tantangan serius manakala dihadapkan pada ketidaksinkronan tersebut. Kita tunggu masing masing paslon konsep seperti apa.” Ujar Andry.

Andri juga menduga konflik ditenggarai akibat dampak destruktif yang dialami masyarakat di kasus rempang dan kasus serupa lainnya.  

“Masyarakat dilibatkan dalam proyek-proyek pemerintah pusat. Tidak hanya memberikan dampak lingkungan, sosial, tapi manfaat besar bagi daerah. Konflik ditenggarai kemungkinan dampak destruktif yang dialami masyarakat. Proses komunikasi antara pusat dan daerah justru diambil jalan instan, melibatkan aparat aparat berwenang, perlu adanya pendekatan lain.” Tambahnya.

Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra talattov menilai dalam tema ini para paslon diharapkan bisa memberikan solusi berkaca atas kasus sampah berkontainer yang masuk ke indonesia. Menurutnya para paslon diharapkan memiliki roadmap/desain di masing masing sektor, misalnya industri manufaktur.

“Indonesia menampung sampah yang kontainer itu memalukan.  Kandidat paslon punya roadmap punya desain masing masing sektor misal industri manufaktur selain kurangi emisi juga limbahnya. Juga harus program spesifik, Misal proses recycle sampah yang digunakan lagi industri.” Ujar Abra.

Abra juga mengatakan kemampuan olah sampah menjadi energi alternatif jangan hanya sekedar wacana seperti saat ini. 

“Mengolah sampah menjadi bahan baku energi. Ini masih terus wacana, implementasi minim. Para paslon punya keinginan kita punya kemampuan untuk olah sampah jadi energi alternatif.” Sebutnya. 

Diketahui Isu pembangunan berkelanjutan merupakan isu yang telah diangkat pada tingkat global yang tertuang pada agenda pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Pewarta: Redaksi TVRINews
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI