Provinsi Papua hingga kini memang masih menghadapi stigma sebagai wilayah yang rawan malaria. Sorotan kembali mencuat menjelang PON XX.
PON XX Papua berlangsung pada 2-15 Oktober 2021 di empat lokasi di Provinsi Papua, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke.
Sebanyak 37 cabang olahraga yang dipertandingkan dan diperlombakan pada ajang olahraga terbesar di Indonesia itu.
PON XX diikuti sekitar 10.000 atlet, pelatih serta staf pendukung dari 34 provinsi.
Jumlah 10 ribu orang itu belum termasuk penyelenggara kegiatan, penyelenggara pameran atau bazar dan pelaku usaha dari provinsi lain yang hadir di sana. Juga belum termasuk pendukung dan penonton tim yang bertanding dan berlomba.
Kehadiran mereka di kompetisi olahraga paling populer di Indonesia itu tentu harus mendapat pengawalan dari tim kesehatan, terlebih saat ini ketika tren wabah virus corona (COVID-19) mulai landai.
Untuk situasi COVID-19, Menteri Komunikasi dan Informatika (Mekominfo) RI Johnny G Plate mengemukakan, lokasi penyelenggaraan PON XX Papua berada pada zona yang relatif aman dari risiko penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Baca juga: Menko PMK: Malaria penyakit yang juga perlu diwaspadai saat PON
Pemerintah telah mempertimbangkan dengan seksama aspek kesehatan dalam penyelenggaraan PON XX Papua, termasuk penetapan lokasi pada wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 atau berkategori terkendali.
Empat daerah yang menjadi lokasi PON tersebut dinilai relatif aman dari penularan COVID-19.
Kemudian, berdasarkan cakupan vaksinasi rata-rata telah mencapai 60 persen dari populasi sebagai perlindungan dari risiko penularan.
Capaian vaksinasi dosis pertama bagi masyarakat di Kabupaten Merauke, Kota Jayapura dan Kabupaten Mimika telah mencapai lebih dari 60 persen.
Namun, cakupan vaksinasi di Kabupaten Jayapura baru mencapai 57 persen dan Kabupaten Keerom sebagai daerah penyangga sebanyak 53,7 persen.
Menular
Meski dinilai aman dari penularan COVID-19, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada 17 September mengingatkan seluruh kontingen PON XX agar mewaspadai malaria.
"Jangan cuma COVID-19 saja, tapi Papua ini saya lihat juga masih rentan untuk penyakit-penyakit lain terutama malaria," katanya.
Karena itu, panitia penyelenggara maupun Dinas Kesehatan Papua perlu memperhatikan kesiapan layanan kesehatan selama berlangsung PON.
Baca juga: Waspadai nyamuk "dugem" di PON Papua
Hal itu untuk memastikan agar kontingen dari seluruh Indonesia bisa mengikuti kegiatan tanpa kekhawatiran adanya persoalan kesehatan.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan RI, malaria merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Tingkat keparahan malaria bervariasi berdasarkan spesies plasmodium.
Penyakit ini dapat menular dari satu manusia ke manusia lain melalui gigitan nyamuk anopheles yang terinfeksi parasit.
Gigitannya menyebabkan gejala ringan sampai parah, tergantung jenis parasit dan kondisi tubuh penderita.
Sebenarnya, kasus malaria di Indonesia cenderung mengalami penurunan sejak 2010 sampai 2020.
Pada 2010 kasus positif malaria di Indonesia mencapai 465 ribu lebih, sementara pada 2020 kasus positif menurun menjadi 235 ribu lebih.
Namun penurunan itu cenderung stagnan pada 2014 sampai 2019.
Akan tetapi, secara keseluruhan terjadi penurunan kasus malaria di hampir seluruh provinsi di Indonesia pada 2015-2020.
Baca juga: WHO: Jumlah kematian akibat malaria melebihi COVID-19 di Afrika
Papua termasuk dalam kelompok provinsi yang belum mencapai target eliminasi malaria pada 2020 bersama Maluku dan Papua Barat.
Berdasarkan capaian endemisitas per provinsi 2020, terdapat tiga provinsi yang telah mencapai 100 persen eliminasi malaria, yakni DKI Jakarta, Jawa Timur dan Bali.
Pencegahan
Menghadapi PON kali ini, Pemerintah Provinsi Papua tampaknya telah mempersiapkan langkah-langkah pencegahan malaria. Hal telah dilakukan jauh sebelum pelaksanaan PON.
Pada 14 Maret 2019, misalnya, Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah menginstruksikan aparat kabupaten/kota terutama kabupaten dan kota yang menjadi lokasi pelaksanaan PON XX untuk mengambil langkah pencegahan penyakit malaria di daerahnya masing-masing.
Daerah yang dimaksud adalah Kabupaten Jayapura, Keerom, Timika, Biak Numfor, Sarmi dan Kota Jayapura. Selama ini kasus malaria di daerah tersebut cukup tinggi.
Terkait dengan pelaksanaan PON XX, daerah-daerah tersebut sudah perhatian pada malaria dan pemerintah daerah sudah mengambil langkah penanganannya.
Sebagai contoh salah satu yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Keerom adalah menyiapkan kader untuk penanganan kasus malaria dan memutus penularan rantainya.
Kader ini diajarkan untuk menegakkan diagnosa malaria, melakukan pemeriksaan dengan alat tes cepat malaria di tingkat kampung.
Para kader itu juga dilatih untuk bisa memberikan pengobatan anti malaria di tingkat kampung.
Pengendalian malaria seperti pengendalian lingkungan dan kebersihan lingkungan untuk menghilangkan nyamuk ini merupakan upaya bersama, sehingga bukan hanya sektor kesehatan saja, tetapi berbagai sektor akan terlibat di dalam PON.
Baca juga: Pakar IPB: Waspadai nyamuk pembunuh nomor satu dunia
Penyakit malaria yang ditularkan oleh gigitan nyamuk dan nyamuk hidup pada lingkungan yang tidak bersih, banyak genangan air, rawa dan sebagainya.
Pada 7 Maret 2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua memastikan para atlet yang akan berlaga di PON XX mendapatkan obat anti malaria sebelum masuk ke Jayapura. Begitu juga saat masuk kabupaten tempat arena PON.
Jika, misalnya, ada yang kena malaria maka tempat fasilitas kesehatan sudah siap untuk menanganinya. Kalau ada gejala-gejala malaria, langsung akan dilakukan intervensi.
Dinkes Papua juga telah bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, Dinkes Kabupaten/Kota di Papua dan dua lembaga terkait untuk penanganan malaria selama penyelenggaraan PON XX.
Masyarakat juga dilibatkan dalam memberantas penyakit malaria ini di daerahnya masing-masing.
Peran semua pihak diharapkan membantu memberantas penyakit ini agar Papua aman dari malaria sebelum pelaksanaan dan sesudah PON.
Pewarta: Sri Muryono
Editor: Edy Sujatmiko
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).