TVRINews, Jakarta
Selain Greenflation, kata yang masih asing ditelinga orang awam yaitu LFP. Pada debatPpilpres ke-empat semalam, Minggu, 21 Januari 2024, di Jakarta Convention Centre (JCC) menyinggung kata LFP atau teknologi baterai kendaraan listrik.
Menurut wikipedia, Baterai litium besi fosfat (LiFePO4baterai) atau baterai LFP (lithium ferrophosphate) adalah jenis baterai lithium-ion yang menggunakan bahan lithium iron phosphate (LiFePO4) sebagai bahan katoda, dan elektroda karbon grafit dengan lapisan logam sebagai anoda.
Karena biayanya yang rendah, keamanan yang tinggi, toksisitas yang rendah, siklus hidup yang panjang dan faktor lainnya, baterai LFP mempunyai sejumlah peran dalam penggunaan kendaraan, aplikasi stasioner skala utilitas, dan daya cadangan.
Baterai LFP bebas kobalt. Pada September 2022, pangsa pasar baterai jenis LFP untuk kendaraan listrik mencapai 31 persen, dan 68 persen di antaranya berasal dari produksi Tesla dan pembuat kendaraan listrik Tiongkok.
produksi jenis LFP diperkirakan akan meningkat lebih jauh dan melampaui baterai jenis litium nikel mangan kobalt oksida (NMC) pada tahun 2028.
Baterai LFP menggunakan bahan kimia turunan litium-ion dan memiliki banyak kelebihan dan kekurangan yang sama dengan bahan kimia baterai litium-ion lainnya. Namun terdapat perbedaan yang signifikan.
Pewarta: Redaksi TVRINews
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI
