KBRN, Jakarta: Pemerhati politik Karyono Wibowo, menilai masyarakat lebih menyukai pola kampanye akbar dengan pola tatap muka. Hal itu berdasarkan survei dari pelaku pemilih di Indonesia.
"Karakter pemilih dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai pulau Rote itu memiliki karakter yang sama. Menyukai model kampanye tatap muka," kata Karyono dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Senin (22/1/2024).
Salah satu alasannya, kata dia, karena masyarakat ingin melihat langsung, menyapa, dan berdialog dengan para calon. Selain itu, masyarakat juga ingin melihat langsung visi, misi dan program yang diusung kandidat.
"Tetapi model kampanye terbuka, sayangnya monolog, model komunikasi satu arah," ujarnya. Menurutnya, model komunikasi monolog ini kurang menyentuh emosi pemilih.
Karyono menilai model kampanye yang paling efektif adalah model canvasing atau door to door campaign (kampanye pintu ke pintu). "Ini menyentuh masyarakat dalam lingkungan yang lebih kecil, sehingga masyarakat dapat berinteraksi dan berdiskusi langsung denga kandidat," ucapnya.
Dengan model tersebut, ia juga menilai akan terjadi kedekatan emosi antara kandidat dengan masyarakat. Sehingga, tidak berjarak lagi antara keduanya.
Lebih lanjut, Karyono memperkirakan kampanye akbar dengan panggung tidak terlalu signifikan terhadap perolehan suara. Karena, menurutnya, berdasarkan survei masyarakat sudah menentukan pilihan politiknya.
"Sehingga ketika mereka hadir dalam suatu kampanye akbar itu mungkin ada faktor lain. Biasanya pilihannya sudah diputuskan sebelum kampanye akbar," ujarnya.
Pewarta: Iman
Editor: Tegar
Sumber: RRI