TVRINews, Jakarta
Direktur Pemberdayaan Perempuan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Sandrayati Moniaga memberikan tanggapannya terhadap debat cawapres yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, pada Minggu, 21 Januari 2024 malam.
Pada debat cawapres tersebut, Sandra mengamati masing-masing calon menyampaikan argumen dan pandangan mereka. Ia memperhatikan bahwa ada yang memberikan penjelasan secara komprehensif dan ada juga yang ngaco.
Diketahui, debat keempat Pilpres 2024 yang mempertemukan masing-masing calon wakil presiden (cawapres) dengan tema "Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat, dan Desa.
“Kalau kita ikuti debat kemarin, debat ini membantu kita mendapatkan kata-kata kunci ya, tapi penjabaran dan penjelasan dari kata kunci itu yang beragam. Ada yang menjelaskan yang cukup komprehensif, tapi ada juga yang ngaco,” kata Sandra di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 22 Januari 2024.
Kemudian, Sandra menegaskan bahwa metode debat tidak memungkinkan adanya diskursus atau diskusi yang mendalam. Namun, ia memberi saran kepada masyarakat untuk membaca dokumen visi dan misi pasangan calon nomor urut 3, Ganjar-Mahfud dengan teliti.
"Yang kedua, metode debat itu memang tidak memungkinkan adanya diskursus atau diskusi yang mendalam, sehingga mohon maaf kita memang perlu membaca dokumen visi misi penjelasan Ganjar-Mahfud dengan lebih teliti. Itu gampang, tinggal download atau search di Google dengan keyword atau bisa dengan konsep, ujar Sandra.
Meskipun demikian, Sandra memastikan bahwa apa yang disampaikan Mahfud MD dalam debat bukanlah sekadar bicara out of the blue atau khayalan belaka.
"Dari sini bisa melihat bahwa isu-isu yang dibahas kemarin itu sangat jelas. Ada dalam dokumen visi misi Ganjar-Mahfud, jadi Pak Mahfud bukan bicara out of the blue dengan khayalan beliau. Tapi memang menyampaikan apa yang sudah disepakati oleh pak Ganjar dan pak Mahfud dan sudah tertulis dalam dokumen yang sah," tuturnya.
Pewarta: Ridho Dwi Putranto
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI
