Ketua I Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Rudy Fitryano mengatakan Veddriq Leonardo meraih medali emas setelah mengalahkan atlet panjat tebing putra kontingen Jawa Barat Raharjati Nursyamsa di babak final dengan mencatatkan waktu 8,467 detik.
"Veddriq Leonardo dari Kalimantan Barat berhasil meraih medali emas, Raharjati Nursyamsa dari Jawa Barat berhasil meraih medali perak, sedangkan Kiromal Katibin dari Jawa Tengah berhasil meraih medali perunggu," ujar Rudy dalam sesi konferensi pers di Arena Panjat Tebing SP2 Mimika, Jumat.
Baca juga: Atlet DKI siap rebut medali nomor speed world record perorangan putri
Veddriq mencapai babak final setelah menyisihkan sejumlah nama, di antaranya Rian Gordon dari Sumatera Utara di 16 besar, Alfian Muhammad Fajri dari Jawa Tengah di perempat final, Kiromal Katibin dari Jawa Tengah di semifinal.
Di antara semua pertandingan itu, Veddriq mencatatkan waktu terbaiknya ketika mengalahkan Kiromal Katibin di semifinal dengan 5,489 detik (catatan waktu Veddriq) berbanding 5,855 detik (catatan waktu Kiromal Katibin).
Waktu yang dicatatkan Veddriq pada pertandingan tersebut lebih baik empat detik dibanding catatan waktu terbaik ketika babak kualifikasi yakni 5,493 detik.
Tapi, Veddriq dan Kiromal sama-sama belum memecahkan rekor mereka saat mengikuti kejuaraan Piala Dunia Panjat Tebing 2021 atau IFSC World Cup yang digelar di Salt Lake City, Amerika Serikat dengan 5,20 detik (catatan waktu Veddriq Leonardo) dan 5,25 detik (catatan waktu Kiromal Katibin).
Veddriq mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya berusaha lebih baik pada final saat melawan Raharjati Nursyamsa dari Jawa Barat.
Baca juga: Jadwal final panjat tebing PON XX di Mimika pada Jumat
"Iya, tadi saat final ketemu dengan Jabar memang mau perbaiki waktu, tapi pada saat start kami menemukan kendala. Kami slip (tergelincir) di bawah. Tapi alhamdulillah saya masih bisa melanjutkan hingga bisa sampai di atas (puncak tebing)," kata Veddriq.
Sehingga di babak final, Veddriq hanya mencatatkan waktu 8,467 detik. Sementara Raharjati Nursyamsa tidak mencapai puncak karena terjatuh (fall).
Kendati begitu, Veddriq mengatakan pencapaian Raharjati hingga ke final juga luar biasa. Catatan waktu 5,143 detik yang diperoleh Nurjati saat melawan Aspar Jaelolo dari DKI Jakarta di babak semifinal juga menjadi catatan waktu terbaik pada kejuaraan PON kali ini.
"Tadi saya dengar ada catatan waktu 5,1 (detik) dari Jabar, itu pencapaian luar biasa sebenarnya," kata Veddriq.
Baca juga: Tim panjat tebing NTB raih medali emas pertama di PON Papua
Baca juga: Jabar raih medali perunggu panjat tebing nomor boulder beregu putri
Baca juga: Jatim boyong medali emas panjat tebing dari nomor lead beregu putra
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Fitri Supratiwi
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).