KBRN, Jakarta: Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan menyoroti serangan-serangan tidak produktif saat debat Pilpres 2024 minggu lalu. Melanjutkan hasil perdebatan tersebut, TKN Fanta Prabowo-Gibran mengadakan Media Briefing untuk membahas beberapa isu yang terjadi selama perdebatan.
Hadir dalam kegiatan ini, Komandan TKN Fanta Arief Rosyid Hasan, Jubir TKN Billy Mambrasar, dan Pakar Politik sekaligus Direktur Eksekutif Suropati Syndicate Muhamad Shujahri. Pada kesempatan tersebut, Arief mengungkapkan keprihatinan atas serangan personal kepada Prabowo-Gibran di dua Debat Pilpres terakhir.
Menurutnya, fokus perdebatan seharusnya dipusatkan pada substansi pembicaraan dan program kerja. Bukan menyerang secara personal.
"Kita ingin mendudukkan kembali bahwa Pilpres 2024 adalah Pilpres yang berbeda dengan (Pilpres-pilpres) sebelumnya. Pilpres 2024 mayoritas adalah kaum muda sebesar 53-56 persen," katanya.
"Sehingga, kami punya harapan besar kepada Mas Gibran sebagai representasi generasi kami.” Ia juga menegaskan diskursus pasca debat harus berfokus pada substansi dan menghindari serangan personal yang tidak produktif.
“Saya dan Bung Billy ini tadi ngobrol, jangan-jangan lawan kita sudah kehabisan gagasan dan substansi. Sehingga yang diserang personal," ucapnya.
Terkait dengan kode etik dan adab Gibran Rakabuming Raka saat debat, sempat mendapatkan kritik pedas dari Gus Imin dan Mahfud MD. Dalam hal ini, Arief dengan tegas menyikapi isu tersebut.
“Kalau bicara soal etik, mohon maaf, harus sadar. Bahwa mereka itu juga masih bagian dari pemerintahan hingga detik ini," katanya.
Terkait hal ini, Jubir TKN Prabowo-Gibran Billy Mambrasar, menyoroti gestur yang dilakukan oleh Gibran Rakabuming Raka dalam debat. Dengan lugas, Kaka Billy, sapaannya, menyatakan di luar panggung, Gibran menunjukan hubungan etis antara anak muda dan orang tua.
Setelah debat, beliau salim, sapa, dan minta maaf secara personal. "Lain halnya saat di panggung debat, itu memang tempatnya beradu gagasan,” ujar pemuda asal Papua yang menjadi tokoh di tingkat nasional ini.
“Usia dan senioritas tidak relevan ketika kita bicara tentang debat pilpres. Semua orang memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapat dan gagasannya."
Di sisi lain, Pakar Politik dan Direktur Eksekutif Suropati Syndicate, Muhamad Shujahri, menyampaikan debat ini sebagai politic entertainment atau "politainment". Perdebatan lebih menekankan pada hiburan politik daripada substansi isu.
Menurutnya, Gibran melihat jauh ke depan terkait dengan isu yang diangkat. "Terlepas serangan negative, saya pantau di pemberitaan pasca debat sampai hari ini," katanya.
"Yang paling banyak dibahas gagasan debatnya itu Mas Gibran. Seperti apa itu greenflation apa itu pentahelix, jadi paling banyak dibahas."
TKN Fanta mengajak semua pihak untuk kembali memfokuskan perdebatan pada substansi, menghormati etika politik, dan menciptakan atmosfer kondusif. Tentunya untuk diskusi konstruktif demi kemajuan bangsa.
"Politik riang gembira, politik damai yang selalu jadi seruan TKN Prabowo-Gibran bukanlah narasi atau jargon semata. Tetapi benar-benar dikawal, agar jauh dari caci maki, fitnah, bullying, dan upaya-upaya memecah belah lainnya," katanya.
Pewarta: Lukman Tara
Editor: Mosita
Sumber: RRI