RRI

  • Beranda
  • Berita
  • Literasi Digital Bagi Masyarakat Dibutuhkan Dalam Memilih

Literasi Digital Bagi Masyarakat Dibutuhkan Dalam Memilih

25 Januari 2024 13:20 WIB
Literasi Digital Bagi Masyarakat Dibutuhkan Dalam Memilih
Plt Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Wandy Tuturoong dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI. Kamis (25/1/2024). (Foto: RRI NET)

KBRN, Jakarta: Kantor Staf Presiden (KSP) menekankan pentingnya literasi digital bagi masyarakat dengan ruang publiik yang kondusif. Hal itu agar masyarakat mempunyai pengetahuan mendalam memilih calonnya dalam pemilu 2024.

Demikian dikatakan Plt Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Wandy Tuturoong. Hal ini disampaikan dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Kamis (25/1/2024). 

"Saya kira kita ingin proses pemilu yang sangat penting ya bagi demokrasi ini berlangsung damai. Supaya ketika mengambil keputusan politik ketika mengambil keputusan di TPS itu lebih objektif berdasarkan informasi yang memadai," kata Wandy. 

Wandy mengajak para pemilih untuk lebih bijak dalam memilih. Masyarakat diharapkan tidak terpengaruh dengan hoaks dan banyaknya disinformasi.

"Sebetulnya meskipun memang banyak hoaks juga banyak disinformasi. Tetapi sebenarnya kalau kita secara proaktif mencari sumber-sumber informasi kita juga bisa mendapatkan infromasi benar," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan penanganan atas persebaran isu hoaks yang berkaitan dengan Pemilihan Umum Serentak 2024. Menkominfo Budi Arie Setiadi menyatakan hingga Selasa (02/01/2024), telah menangani total 203 isu hoaks Pemilu.

“Hasil identifikasi terdapat 203 isu hoaks. Dengan total sebaran di platform digital sebanyak 2.882 konten,” katanya di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Rabu (03/12/2024).

Secara rinci, Kementerian Kominfo telah mengidentifikasi 1.325 konten di platform Facebook, 947 konten di platform X. Kemudian, 198 konten platform Instagram, 342 konten platform TikTok, 36 konten plattform Snack Video dan 34 konten platform Youtube.

Menkominfo menyatakan telah mengajukan take down atau tindak lanjut. Terhadap 1.399 konten yang tersebar di platform digital tersebut.

“Dari total 2.882 konten sudah diajukan untuk take down semua dan yang sudah di-take-down. Sebanyak 1.399 konten dan sisanya 1.483 sedang ditindaklanjuti,” katanya.

Menurut Menteri Budi Arie, isu hoaks mengenai Pemilu 2024 selama tahun 2023 terdapat sebanyak 189 isu. “Peningkatan cukup signifikan pada bulan November s.d. Desember 2023, bersamaan dengan masa Kampanye Pemilu 2024,” ujarnya.


Pewarta: Iman
Editor: Mosita
Sumber: RRI