ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Pembuktian Jeany Nuraini dalam debutnya di PON Papua

Pembuktian Jeany Nuraini dalam debutnya di PON Papua

19 September 2021 10:06 WIB
Pembuktian Jeany Nuraini dalam debutnya di PON Papua
Pelari estafet Indonesia Jeany Nuraini Amelia Agreta memacu kecepatannya pada final lari estafet 4x100 meter putri atletik 18th Asian Games Invitation Tournament di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (14/2). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/Spt/aa.
Jakarta (ANTARA) - Jeany Nuraini Amelia Agreta hanya bisa menjadi penonton di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat 2016, tapi hanya dalam beberapa hari lagi, sprinter asal DKI Jakarta ini dapat melakoni debutnya di ajang PON Papua pada 2-15 Oktober mendatang.

Jeany harus menanti satu tahun lebih lama untuk bisa merasakan atmosfer pertandingan multievent nasional empat tahunan tersebut karena penundaannya akibat pandemi COVID-19.

Namun penundaan itu tak lantas menyurutkan semangat atlet berusia 21 tahun tersebut untuk terus berlatih demi memberikan penampilan maksimal di PON Papua nanti.

Jeany, yang juga merupakan atlet tim nasional, bakal turun di tiga nomor sekaligus, yakni 100m, 200m dan estafet 4x100m putri. Ia akan bersaing dengan rekan sesama atlet pelatnas lainnya, salah satunya penerima wildcard Olimpiade Tokyo Alvin Tehupeiory yang mewakili Provinsi Maluku.

Meski usianya masih terbilang muda, Jeany bukan sosok yang baru di atletik Indonesia. Ia telah mencatatkan prestasi di ajang nasional maupun internasional. Dia bahkan sudah melakukan debut internasionalnya pada 2014 saat berlaga di Singapore Open.

Sejak saat itu, dia jadi atlet yang langganan tampil di berbagai single event maupun multievent internasional, seperti Kejuaraan Dunia Remaja, Kejuaraan Asia, SEA School Games dan SEA Games. 

Namun dari sekian kejuaraan yang diikuti, yang paling berkesan bagi Jeany adalah ketika ia tampil di Kejuaraan Dunia U-18 IAFF 2017 di Nairobi, Kenya. Bagi dia, kejuaraan tersebut sangat membekas karena dia berhasil lolos memenuhi limit lari nomor 100m, terlebih pada usianya yang saat itu masih 17 tahun.

Hasilnya memang kurang memuaskan. Jeany gagal melaju ke babak final setelah menempati posisi keenam di babak penyisihan dengan catatan waktu 13,01 detik.

Namun, atlet kelahiran 22 Agustus 2000 itu mampu mencatatkan prestasi di kejuaraan lain. Pada 2018, misalnya, Jeany turut andil menyumbangkan satu medali emas untuk Indonesia pada nomor lari estafet 4x100 meter putri dalam Asian Games Invitation Tournament di Jakarta, yang merupakan program uji coba sebelum berlangsungnya Asian Games 2018 Jakarta-Palembang. 

Baca juga: KONI DKI libatkan Polda Metro untuk pengamanan kontingen di PON Papua 

Selain itu, Jeany juga mampu mencatatkan prestasi pada nomor 100m saat meraih emas di ASEAN School Games 2018 di Kuala Lumpur. Ia finis tercepat dengan catatan waktu 12,05 detik. 

Sayangnya, catatan Jeany di ASEAN School Games itu tak lebih baik saat ia tampil di Asian Junior Championships 2018 di Gifu, Jepang. Di final, dia finis di posisi ketujuh dengan 12,46 detik.

Pada level nasional, Jeany tak perlu diragukan lagi. Dia sudah mencicipi beberapa kali podium utama di tiga nomor yang ia geluti.

Pada 2019, dia mengawinkan emas nomor 100m dan 200m di ajang Kejuaraan Nasional U-20 setelah mencatatkan waktu 12,15 detik dan 25,00 detik.

Jeany juga berhasil membawa pulang medali dari ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Popnas) 2019 dari nomor 100m dan estafet 4x100m. Pada nomor 100m, ia mencatatkan 11,90 detik, yang menjadi catatan waktu terbaiknya hingga saat ini. 

Pada tahun yang sama, atlet berusia 21 tahun itu juga sempat beberapa kali turun di turnamen internasional, salah satunya ajang Summer Universiade di Napoli, Italia. Sayangnya, pada pekan olahraga mahasiswa sedunia tersebut, Jeany gagal tembus ke final 100m setelah finis urutan ketujuh babak penyisihan dengan catatan 12,31 detik.

Sementara pada SEA Games 2019 di Filipina, Jeany yang turun di nomor estafet 4x100m bersama Erna Nurianti, Tyas Murtiningsih dan Alvin Tehupeiory hanya mampu finis di urutan kelima.

Tak ada kejuaraan yang diikuti Jeany pada tahun 2020 karena banyaknya kompetisi yang ditunda dan dibatalkan akibat pandemi COVID-19.

Dia baru ikut kompetisi lagi pada 2021. Jeany menjadi satu dari lima atlet putri yang dikirim Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) untuk mengikuti undangan lomba lari estafet 4x100 meter bertajuk "Yoshioka Takayoshi Memorial Meet" di Izumo, Jepang, April lalu.

Bersama Tyas Murtiningsih, Emilia Nova, Alvin Tehupeiory dan Erna Nuryanti, tim estafet putri Indonesia bertanding melawan timnas estafet Jepang yang dipersiapkan untuk Olimpiade Tokyo 2020.

Hasilnya, tim Indonesia masih kalah dari Jepang. Indonesia meraih catatan waktu 46,72 detik, sedangkan tim Jepang 44,30 detik.

Berbekal deretan prestasi dan pengalamann tersebut, Jeany pun optimistis dapat memberikan hasil maksimal di PON Papua, yang akan berlangsung di tengah pandemi COVID-19. 

Baca juga: Ambisi DKI Jakarta jadi juara umum PON XX Papua di tengah pandemi 

Pandemi bukan halangan 

Meski PON Papua akan digelar di tengah situasi pandemi, Jeany mengaku tetap bertekad untuk memberikan yang terbaik, terlebih ini merupakan PON pertamanya.

Rasa khawatir diakui Jeany pasti ada. Meski begitu, ia tak mau terlalu berlebihan karena yang terpenting baginya adalah fokus terhadap penampilan dia di PON nanti.

“Khawatir sih pasti, apalagi di Papua juga ada (ancaman) malaria. Tapi sebisa mungkin tetap fokus saja karena di sana pasti sudah ada yang mengamankan dari TNI dan Polri. Selain itu, aku juga fokus sama diri saja supaya tidak memikirkan ini itu,” ungkap Jeany saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.

Dia pun mengaku bersyukur PON Papua tidak kembali ditunda. Sebab ia sudah menanti lima tahun agar bisa tampil bersaing dengan para atlet dari seluruh Indonesia.

Jeany saat ini memang masih menjadi bagian dalam skuad tim nasional Indonesia, tetapi PON bagaimana pun, menurutnya, tetap menjadi ajang penting baginya.

“PON bagi aku kejuaraan yang sangat dinanti-nantikan atlet-atlet daerah di Indonesia, termasuk aku, dan apalagi ini PON pertama aku setelah aku menunggu lima tahun lalu yang hanya jadi penonton atlet-atlet senior bertanding. PON juga kan sebagai ajang seleksi timnas,” ujar Jeany.

Dengan statusnya saat ini, Jeany setidaknya punya misi lain di Papua. Selain meraih medali untuk kontingen DKI Jakarta, PON juga menjadi ajang pembuktian dirinya sebagai atlet tim nasional Indonesia. 

Tentu saja dia punya beban untuk tampil lebih baik dibanding atlet-atlet daerah lainnya. 

Baca juga: Sprinter Aceh Burhan Wardani targetkan medali di PON XX Papua 
Baca juga: Malut targetkan atletik sumbang satu medali PON Papua 

 

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Rr. Cornea Khairany
Sumber: ANTARA