ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • PON momen promosikan hasil hutan bukan kayu Papua

PON momen promosikan hasil hutan bukan kayu Papua

1 Oktober 2021 19:53 WIB
PON momen promosikan hasil hutan bukan kayu Papua
Penjual menunjukkan produk olahan hasil hutan bukan kayu di pusat oleh-oleh khas Papua di Kota Jayapura, Papua, Kamis (20/9/2021). (ANTARA/Shofi Ayudiana)
Jayapura (ANTARA) - Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Provinsi Papua menjadikan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 sebagai momen untuk mempromosikan hasil hutan bukan kayu produksi kelompok tani yang ada di tanah berjuluk Bumi Cenderawasih itu.

Kepala Koperasi Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua Aristoteles Ap mengatakan bahwa Dinas KLH bahkan kini sudah memiliki galeri kreatif di kawasan Abepura, Kota Jayapura yang secara khusus menampung produk-produk olahan kelompok tani hutan yang ada di beberapa wilayah Papua.

“Yang dijual di sini adalah hasil hutan bukan kayu. Ada suvenir seperti anyaman-anyaman dari kulit kayu, anyaman dari daun yang dijadikan noken, madu Wamena, minyak kayu putih, sagu, tepung sagu. Ini semua berasal dari hutan Papua,” kata Aristoteles saat ditemui Antara di Jayapura, Kamis.

Aristoteles menyebut bahwa galeri kreatif yang baru dibuka sekitar dua bulan itu merupakan fasilitas dari Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua dalam memasarkan produk-produk masyarakat tani binaannya.

Pasalnya, pemasaran menjadi kendala utama kelompok tani dalam menjual hasil produknya sehingga galeri yang ada saat ini diharapkan dapat menjadi solusi masalah tersebut sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat di dalam maupun sekitar kawasan hutan Papua.

Aristoteles menyebut saat ini sudah ada sekitar 95 produk yang terkelola dan memiliki perizinan resmi untuk dipasarkan. Sebanyak 95 produk itu dikelola oleh kelompok tani yang ada di 15 kabupaten Papua.

Selain untuk meningkatkan perekonomian, galeri tersebut juga menjadi salah satu solusi masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan Papua.

“Setelah kami sediakan galeri ini maka mereka berlomba-lomba untuk terus mengelola (hasil hutan bukan kayu) secara berkelanjutan dan berharap bisa menggantungkan hidup dari sini,” kata dia.

“Kami berharap dengan pengelolaan hasil hutan bukan kayu ini, hutan Papua akan menjadi lebih baik, menjadi salah satu bagian yang akan berkontribusi dalam pembangunan rendah karbon di dunia,” tambah dia.

Salah satu suvenir PON Papua yang dijual di galeri tersebut adalah maskot Kangpho dan Drawa yang terbuat dari kayu susu (Alstonia scholaris (L.) R.Br.) dan fiberglass. Suvenir yang diproduksi oleh kelompok tani di Biak Numfor, Papua tersebut dijual dengan harga Rp300 ribu per buah.

Ia berharap PON diharapkan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat.

"Kami berterima kasih kepada PB PON Papua dan pemerintah yang mempercayakan Papua sebagai tuan rumah sehingga masyarakat Papua yang ada di sekitar kawasan hutan dapat merasakan manfaat dari hadirnya PON Papua karena pengunjung yang membeli produk-produk mereka,” pungkasnya.

Baca juga: Pedagang suvenir khas Merauke raup untung berkat PON Papua
Baca juga: Kerajinan kulit buaya jadi pilihan suvenir unik kontingen PON XX Papua
Baca juga: Beragam suvenir kekinian PON Papua mulai dijual di pasar daring


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Atman Ahdiat
Sumber: ANTARA