Ketua Pengurus Provinsi Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Bali Nengah Sudiartha dihubungi di Mimika, Papua, Jumat, mengatakan raihan lima emas ini merupakan buah kerja keras atlet dan pendukungnya meski dalam perjalanannya banyak dinamikanya.
Lima emas judo untuk kontingen Bali dipersembahkan oleh Kadek Anny Pandini, I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara, Gede Ganding Kalbu Soethama, Dewa Ayu Mira Widari, dan Fania Farid.
"Pejudo kami memang sudah siap menghadapi PON karena pada pemusatan daerah sudah digembleng secara fisik dan mental menghadapi lawan-lawan dari daerah lain," kata Sudiartha.
Baca juga: Bali pimpin klasemen sementara perolehan medali Judo di PON Papua
Baca juga: Judoka tuan rumah sebut pandemi berperan dalam emas perdananya
Meskipun target terpenuhi, Sudiarta mengaku sedikit ada rasa kecewa setelah salah satu atletnya, Agastya yang gagal meraih medali emas karena permainannya mudah dibaca oleh lawan.
"Dengan hasil di PON, saya memprediksi Agastya akan tetap dipanggil masuk pelatnas proyeksi SEA Games Vietnam," katanya menambahkan.
Sementara pelatih judo Bali Nyoman Sumerta mengaku peluang untuk meraih medali emas masih terbuka karena ada nomor beregu campuran yang akan dipertandingkan pada Minggu (3/10).
"Saya akui penampilan Agastya memang menurun. Mudah-mudahan pada pertarungan beregu campuran bisa merebut medali," kata Sumerta.
Dengan sumbangan lima emas dari judo, kontingen Bali hingga saat ini berada di posisi lima dengan mengemas tujuh medali emas, tiga perak dan tujuh perunggu. Sedang posisi teratas ada DKI Jakarta dengan 28 emas, 10 perak, 20 perunggu.
Baca juga: Rinus Kogoya jadi atlet asli Papua pertama raih medali judo
Baca juga: PON Papua dapat tepis anggapan suram di Bumi Cenderawasih
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Bayu Kuncahyo
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).