Selain bisa menjadi tempat tempat persinggahan para atlet dari Pulau Dewata, Pura Agung Suryabuana juga bisa menjadi lokasi ibadah bagi atlet pemeluk agama Hindu.
“Posko official untuk kontingen Bali memang ditempatkan disini, selain untuk persinggahan juga bisa menjadi lokasi persembahyangan atlet yang beragama Hindu,” kata Ketua Panitia official PON XX Papua untuk kontingen Bali kepada ANTARA, Sabtu.
Posko itu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan bagi para atlet maupun tim dari kontingen Bali yang terlibat dalam PON XX Papua.
Terhitung sejak Jumat (1/10), ada dua atlet dari cabang olahraga tinju dan bulu tangkis yang direncanakan tinggal sementara di posko official itu hingga mendapat penginapan yang tepat.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Papua I Komang Alit Wardhana turut menyambut dengan hangat seluruh kontingen dari Bali.
Baca juga: Kontingen Bali targetkan 30 medali emas pada PON Papua
“Kami umat Hindu di kota Jayapura menerima saudara kami dari Bali dengan hangat, sehingga apa yang ada di Pura Agung Surya Buana menjadi milik kita bersama. Demikian juga untuk kontingen yang ada di klaster Mimika, Merauke, dan Kabupaten Jayapura. Semoga PON X Papua bisa berjalan aman tertib dan lancar,” kata I Komang Alit Wardhana.
Pura Agung Surya Buana terletak di Jalan Raya Abe Pura, juga dikenal sebagai Pura Padma Buana Nusantara.
Artinya Pura ini merupakan tempat peribadatan yang berada paling timur dari seluruh pura yang ada di Indonesia.
Selain menjaga lokasi peribadatan tetap memiliki suasana Bali dan juga dilengkapi dengan sentuhan kearifan lokal Papua pada ukiran bangunannya.
Pura Surya Buana memiliki kelebihan lain yaitu pemandangan alam antara gunung dan laut yang indah.
Pada saat berkunjung ke Pura Surya Buana anda bisa menyaksikan langsung keindahan Jembatan Merah Teluk Youtefa dan lautan yang sangat indah.
Baca juga: Judo sumbang lima emas untuk kontingen Bali
Baca juga: Atlet panjat tebing Bali Desak Rita sabet medali emas PON
Baca juga: Keyakinan Ayu Kurniayanti rengkuh emas untuk Bali
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Junaydi Suswanto
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).