TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Timnas AMIN Ajak Semua Saksi dan Masyarakat Kumpulkan Bukti Pelanggaran Perhitungan Suara

Timnas AMIN Ajak Semua Saksi dan Masyarakat Kumpulkan Bukti Pelanggaran Perhitungan Suara

16 Februari 2024 13:49 WIB
Timnas AMIN Ajak Semua Saksi dan Masyarakat Kumpulkan Bukti Pelanggaran Perhitungan Suara
Foto: Anggota Timnas AMIN di Rumah Kemenangan, Brawijaya X, Jaksel (TVRINews/HO-Timnas AMIN)

TVRINews, Jakarta

Tim Nasional (Timnas) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN) mengajak kepada seluruh pendukung AMIN, saksi dan relawan guna mengawal suara dengan tujuan untik inventarisasi seluruh pelanggaran yang ditemukan dari sebelum, saat, dan setelah pencoblosan pada pemilu, 14 Februari 2024 kemarin.

"Kami minta seluruh relawan dan saksi AMIN serta masyarakat di seluruh wilayah Indonesia untuk mengumpulkan dan inventarisasi segala pelanggaran yang ditemukan baik sebelum hari H, pada saat hari H, dan setelah hari H," kata Ketua Dewan Pakar Timnas AMIN Hamdan Zoelva, Jumat, 16 Februari 2024.

Ia menilai, jika pengawalan suara perlu dilakukan karena pihaknya telah menemukan adanya indikasi kecurangan baik sebelum, pada saat, dan setelah pencoblosan. 

Bahkan, kata Hamdan, pelanggaran tersebut telah terjadi secara sistematis.

"Kami sekarang ini sedang kumpulkan bukti terkait yang berkaitan dengan pelanggaran-pelanggaran yang terstruktur, sistemik, dan masif,” ucapnya.

Terlebih, kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini dalam film Dirty Vote terdapat informasi terkait dengan awal dari desain pelanggaran. 

“Saat ini, Timnas AMIN akan membuktikan bahwa implementasi dari desain pelanggaran itu tampak satu per satu,” kata dia lagi.

"Kami minta betul bahwa pemilu belum selesai, masih berproses. Rekapitulasi manual sebagai data valid menurut hukum sedang proses. Sambil tunggu itu, kami minta masyarakat kawal rekapitulasi suara sampai tingkat paling akhir," lanjutnya.

Lantaran hal tersebut, saat ini Timnas AMIN telah memulai langkah untuk menjaga keadaban pemilu, yaitu pemilu berintegritas dan bermartabat, jujur dan adil guna mewujudkan negara yang lebih beradab.

"Negara di atas pemerintahan yang legitimate itu jauh lebih penting daripada persoalan menang dan kalah. Ini perjuangan kami, ini kehendak perubahan. Pemerintah legitimate, negara kuat, dan keadaban dalam pemerintahan. Itu concern kami,” tukasnya.

Baca Juga: Survey LSI data masuk 97,90%, Prabowo-Gibran unggul dengan jumlah 57.46%

Pewarta: Nirmala Hanifah
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI