TVRI

  • Beranda
  • Berita
  • Ganjar di Sidang MK: Demokrasi Bisa Dinodai Oleh Mereka yang Hanya Peduli Kekuasaan

Ganjar di Sidang MK: Demokrasi Bisa Dinodai Oleh Mereka yang Hanya Peduli Kekuasaan

27 Maret 2024 13:59 WIB
Ganjar di Sidang MK: Demokrasi Bisa Dinodai Oleh Mereka yang Hanya Peduli Kekuasaan

TVRINews, Jakarta

Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menghadiri secara langsung sidang perdana sengketa Pilpres 2024 (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK), pada hari ini, Rabu, 27 Maret 2024.

Di awal persidangan, Ganjar diberi kesempatan memberikan sambutan awal sebagai pemohon gugatan PHPU. Ia menyinggung soal demokrasi yang menurutnya dapat dinodai oleh orang-orang yang hanya mempedulikan kekuasaan dan mendahulukan kepentingan pribadi.

“Kita selalu ingat bahwa demokrasi bisa dinodai oleh mereka yang hanya mempedulikan kekuasaan dan mendahulukan kepentingan pribadi,” kata Ganjar, Rabu, 27 Maret 2024.

“Dan kita selalu ingat bahwa apa yang kita harus lakukan ketika situasi menghendaki kita melakukan sesuatu,” sambungnya.

Oleh karenanya, kata Ganjar, pihaknya akan menggugat kecurangan-kecurangan pada Pilpres 2024 yang telah menodai demokrasi di negara ini. Menurutnya kecurangan-kecurangan tersebut benar-benar dapat menghancurkan moral bangsa.

“Maka hari ini kami menggugat dan lebih dari segala kecurangan dalam setiap tahapan pemilihan presiden yang lalu-lalu yang mengejutkan bagi kita semua adalah benar-benar menghancurkan moral adalah menyalahgunakan kekuasaan,” ucapnya.

Selain itu, Ganjar menegaskan apabila pemerintah menggunakan segala sumber daya untuk mendukung kandidat paslon tertentu, maka di saat itulah masyarakat harus bersikap tegas dan menolak semua bentuk intimidasi dan penindasan.

“Saat pemerintah menggunakan segala sumber daya negara untuk mendukung kandidat tertentu, saat aparat keamanan digunakan untuk kepentingan politik pribadi, maka itulah saat bagi kita untuk bersikap tegas bahwa kita menolak semua bentuk intimidasi dan penindasan,” tegas Ganjar.

Ganjar mengungkapkan bahwa pihaknya menggugat hasil Pilpres sebagai bentuk agar masyarakat tidak putus asa terhadap rangai politik di Indonesia

“Kita menolak dibawa mundur ke masa sebelum reformasi. Kita menolak pengkhianatan terhadap semangat reformasi, kami menggugat sebagai bentuk dedikasi kami sebagai bentuk menjaga kewarasan utk menjaga agar warga tidak putus asa terhadap rangai politik kita dan untuk menjaga impian semua warga negara utk indoneisa yg lebih mulia,” tuturnya.

Pewarta: Intan Kusumawardani
Editor: Redaktur TVRINews
Sumber: TVRI