"Sektor air berperan penting dalam pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, kesehatan, dan lingkungan. Untuk itu perlu solusi yang memadai dalam pembiayaan sektor air guna memperkuat ketahanan pangan dan air akibat perubahan iklim," kata Basuki dalam keterangannya, di Jakarta, Rabu.
Basuki mengaku terus mendorong kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor badan usaha/swasta dalam pembangunan infrastruktur air minum, sanitasi, dan bendungan.
Dalam mendukung penyediaan air minum, Kementerian PUPR mempromosikan berbagai skema pembiayaan seperti Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan pembiayaan campuran (blended financing) untuk proyek skala besar, hingga pembiayaan skala kecil (micro finance).
"Saat ini, sudah terdapat beberapa proyek dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), sebagai contoh Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pekanbaru, Bandarlampung, Semarang Barat, Umbulan, dan Dumai-Rokan Hilir-Bengkalis," kata Basuki.
Dia menambahkan, terdapat beberapa proyek dalam tahap persiapan dengan skema KPBU adalah Bendungan Merangin, Bendungan Bodri, Irigasi Komering, SPAM Bintang Bano, SPAM Jatiluhur I, SPAM Karian Serpong, dan Jatiluhur II
Saat menghadiri World Water Week 2023 Asia-Pacific Focus Finance Sessions di Stockholm, Swedia, Menteri Basuki juga mengundang seluruh partisipan untuk hadir di World Water Forum ke-10 di Bali yang akan segera berlangsung dalam kurun waktu kurang dari satu tahun lagi, yakni pada 18-24 Mei 2024.
"Dalam forum tersebut, akan terdapat proses tematik, regional, dan politik. Terdapat 6 sub-tema untuk proses tematik, di mana isu investasi pada sektor air masuk dalam sub-tema ke lima yang bertajuk Pembiayaan Sektor Air Berkelanjutan," katanya pula.
Baca juga: Urgensi Badan Pangan Nasional dalam tata kelola pangan tanah air
Baca juga: Indonesia sampaikan komitmen kembangkan sektor air yang tahan iklim
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).