ANTARA

  • Beranda
  • Berita
  • Indonesia ajukan rancangan deklarasi menteri WWF ke-10 di Bali

Indonesia ajukan rancangan deklarasi menteri WWF ke-10 di Bali

20 April 2024 16:43 WIB
Indonesia ajukan rancangan deklarasi menteri WWF ke-10 di Bali
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan pers di sela rapat koordinasi persiapan WWF ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (20/4/2024). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna.

Pemerintah Indonesia mengajukan rancangan berisi sejumlah poin penting yang termuat dalam deklarasi tingkat menteri pada ajang World Water Forum (Forum Air Dunia/WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali, 18-25 Mei 2024.

“Ini komitmen kami semua, berkaitan dengan masalah shortage (keterbatasan) air di dunia,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut Binsar Pandjaitan di sela rapat koordinasi persiapan WWF ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu.

Baca juga: Menko Luhut kebut finalisasi WWF ke-10 di Bali

Luhut memberi sinyal deklarasi tingkat menteri itu tidak bersifat mengikat melainkan menjadi kesepakatan dan komitmen bersama terkait pentingnya ketersediaan air di dunia.

Ia juga mengungkapkan bahwa deklarasi tingkat menteri itu juga sekaligus memuat kepentingan nasional Indonesia, terutama terkait air yang menjadi salah satu soal krusial dunia.

"Ke depan air menjadi masalah serius dunia. Itu sebabnya sangat penting kami melakukan ini, serius dari pada masalah energi fosil," ujarnya.

Luhut memberikan rincian poin yang termuat dalam deklarasi tersebut, yakni pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi di negara pulau-pulau kecil.

“Ini menjadi satu hal penting bagi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dan juga komitmen Indonesia membantu negara kepulauan di Pasifik melalui AIS (Kepulauan dan Negara Pulau),” imbuhnya.

Baca juga: Kemen PUPR: Indonesia siap pimpin transformasi tata kelola air di WWF

Selanjutnya, adanya pusat keunggulan atau praktik terbaik (center of excellence) terkait pengelolaan air dan daya tahan terhadap iklim serta pencanangan Hari Danau Sedunia yang rencananya setiap 27 Agustus.

Danau merupakan salah satu sumber air yang perlu mendapat perhatian baik pemerintah nasional maupun secara global.

Nantinya, kata Luhut, hasil dalam WWF ke-10 tersebut diteruskan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dibahas lebih lanjut untuk agenda bidang air.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah menambahkan deklarasi tingkat menteri itu saat ini sudah tahap draf final yang siap dibawa pada WWF ke-10.

“Kami sudah tahap draf final yang sudah mereka setujui dan dengan cara itu nanti saat forum, tinggal deklarasi bahwa ini menjadi komitmen bersama,” katanya.

Ia mengungkapkan deklarasi tingkat menteri itu dilakukan melalui konsultasi dengan para pihak terkait, termasuk Dewan Air Dunia (WWC) yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri RI dan Organisasi PBB Bidang Pendidikan, Keilmuan dan Budaya (UNESCO).

Baca juga: Menteri PUPR: WWF ke-10 bentuk "center of excellence" di Yogyakarta

Sekjen PUPR juga menyebutkan deklarasi itu merupakan komitmen bersama pertama tingkat menteri yang belum ada pada pelaksanaan WWF sebelumnya yang diadakan pertama kali pada 1997.

World Water Forum merupakan pertemuan internasional yang melibatkan sejumlah pemangku kepentingan pada sektor sumber daya air, mulai dari pemerintah, parlemen, pemimpin politik, lembaga multilateral, politisi, akademisi, masyarakat sipil, pelaku usaha, dan lain sebagainya.

Pertemuan ke-10 di Bali bertema Air Untuk Kesejahteraan Bersama dan sebagai tuan rumah pelaksanaan WWF ke-10 di Bali dengan Ketua Umum Menko Maves Luhut Binsar Pandjaitan dan Ketua Harian Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Baca juga: Pendaftaran media ajang World Water Forum 2024 dibuka hingga 11 Mei
Baca juga: Indonesia optimistis WWF Ke-10 lahirkan konsensus politik atasi krisis
Baca juga: WWF 2024 Bali akan hadirkan upacara Melukat

 


Sumber: ANTARA