“World Water Forum 2024 mendatang merupakan kesempatan yang sangat baik bagi generasi muda untuk berdiskusi dan bertukar ilmu dengan berbagai pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk mencari solusi strategis dan terimplementasi untuk mengatasi berbagai tantangan bidang sumber daya air. Upaya ini penting untuk mewujudkan kemakmuran bersama dan membawa perdamaian melalui sumber daya air,” ujar Basuki di Jakarta, Minggu.
Basuki mendorong partisipasi dan kontribusi para generasi muda di seluruh dunia dalam menyukseskan penyelenggaraan World Water Forum ke-10 yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Beberapa tantangan menjadi ancaman terhadap ketersediaan pasokan air bersih yang memadai karena pertumbuhan penduduk yang pesat, pembangunan yang tidak terkendali, dan perubahan iklim. Secara global, sekitar 2,1 miliar orang masih hidup tanpa akses terhadap air dan 80 persen penduduk yang tinggal di daerah pedesaan masih menggunakan air dari sumber yang tidak memadai.
“Tantangan seperti meningkatnya permintaan air, polusi air, bencana terkait air, dan ketidakadilan air. Seringkali kita menyebutnya Too Much, Too Little, dan Too Dirty. Kita melihat kekeringan panjang tahun lalu karena El Nino, yang memberikan dampak kelangkaan beras di tanah air saat ini. Kita juga melihat karena cuaca ekstrim, tanggul yang jebol di Demak dan Kudus baru-baru ini. Masalah ini telah berlangsung sejak beberapa dekade yang lalu dan akan terus berlanjut jika kita hanya menjalankan solusi seperti biasa,” kata Basuki.
Dalam mengatasi tantangan ini, sangat penting untuk menerapkan pengelolaan sumber daya air yang terintegrasi melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, parlementer, sektor swasta, akademisi, komunitas, dan generasi muda. Salah satu pendorong manajemen sumber daya air terpadu yang paling signifikan adalah sumber daya manusia, terutama generasi muda.
“Berbagi pengetahuan dengan para ahli, akademisi, pembuat kebijakan dan praktisi akan meningkatkan kompetensi generasi muda untuk berkontribusi melalui berbagai inovasi dan teknologi. Sehingga diharapkan generasi muda dapat ikut menghasilkan solusi tantangan air yang lebih efektif, efisien, dan adaptif,” ujar Basuki.
Oleh karena itu, dirinya mengajak para generasi muda untuk aktif berpartisipasi dalam World Water Forum ke-10 mendatang dan ikut berkolaborasi dengan para stakeholder lainnya untuk mengatasi semua tantangan air baik tantangan masa ini maupun tantangan potensial di masa depan.
Young Water Sustainability Leaders (YWSL) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang diselenggarakan untuk menyambut gelaran World Water Forum ke-10 tahun 2024 di Bali. Kegiatan YWSL dimulai dengan Online Bootcamp yang melibatkan 300 peserta muda di seluruh dunia. Seri YWSL akan segera ditutup dengan pemilihan pemenang yang akan menjadi delegasi pada World Water Forum ke-10 di Bali.
"Ini merupakan platform bagi para pemimpin masa depan untuk mengatasi berbagai tantangan sumber daya air dan mendiskusikannya secara mendalam dengan para ahli. Saya berharap inisiatif ini akan berkontribusi dalam mengembangkan generasi muda yang terampil dan responsif di bidang sumber daya air,” kata Basuki.
Baca juga: PUPR sebut WWF ke-10 ciptakan momentum kerja sama global terkait air
Baca juga: PUPR agendakan Hari Danau Sedunia dalam World Water Forum di Bali
Baca juga: Terima Dubes Jepang, Menteri PUPR harapkan dukungan nyata di WWF ke-10
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).