Tim UNICEF Indonesia meninjau Puskesmas Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat, salah satu fasilitas layanan kesehatan yang mendapatkan dukungan fasilitas air dan sanitasi guna pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
“Kalau fasilitas air, sanitasi dan juga perilaku higienitasnya tidak baik di puskesmas, maka puskesmas tidak akan mampu menjalankan pencegahan dan pengendalian infeksi,” ujar Spesialis Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH) UNICEF Indonesia Muhammad Zainal, Jumat.
Zainal mengatakan masih banyak puskesmas di Indonesia yang belum memiliki sarana fasilitas air memadai, sehingga UNICEF berfokus pada dukungan tersebut.
UNICEF dengan Kementerian Kesehatan telah mendukung 146 puskesmas untuk meningkatkan fasilitas air dan sanitasi.
“Dan harapannya pemerintah bisa meningkatkan program ini ke seluruh puskesmas di Indonesia,” ujar Zainal.
Layanan WASH yang sesuai standar merupakan aspek penting dalam mencegah infeksi, mengurangi Resistensi Antimikroba, mengakhiri kematian ibu dan bayi baru lahir yang dapat dicegah, dan merespons wabah dan keadaan darurat.
Pendekatan WASH FIT (Alat Peningkatan Air dan Sanitasi untuk Fasilitas Kesehatan) diselenggarakan di 12 Kabupaten dan tujuh provinsi.
WASH FIT ini merupakan alat manajemen berbasis risiko untuk fasilitas layanan kesehatan, yang mencakup aspek utama yakni air, sanitasi, kebersihan tangan, kebersihan pembersihan lingkungan, pengelolaan limbah layanan kesehatan dan aspek-aspek tertentu dari energi, bangunan dan manajemen fasilitas, dengan mengintegrasikan pertimbangan perubahan iklim dan inklusi.
WASH FIT dilaksanakan dengan lima tahapan termasuk pembentukan tim dan pelatihan, penilaian, analisa risiko, perencanaan dan pelaksanaan dan monitoring evaluasi.
Sementara, Kepala Puskesmas Jereweh Iwan Setia Budhy mengatakan dukungan yang diberikan UNICEF membantu pihaknya menghadapi tantangan dalam penyediaan air bersih.
Sebab jika kemarau, ketersediaan air bersih menurun. Namun jika musim hujan, terdapat risiko kebanjiran hingga menyebabkan limbah-limbah medis hanyut terbawa arus.
Selain itu, fasilitas dukungan di Puskesmas Jereweh terdapat toilet inklusif untuk perempuan dan disabilitas, pendingin untuk penyimpanan limbah medis, pengelolaan limbah cair, peralatan sanitasi hingga tandon air berkapasitas 2.000 liter.
Iwan mengatakan dahulu, pihaknya mendapatkan keluhan karena debit air yang kecil, dan pasien disabilitas yang mengeluhkan fasilitas yang tidak ramah.
“Sekarang lebih mudah, malah pasien sendiri datang tanpa didampingi keluarganya, dia bisa masuk kamar mandi. Sarana air tidak pernah kekurangan, masyarakat tidak komplain tentang air,” ujar Iwan.
Dukungan UNICEF untuk kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dilakukan untuk menyambut Forum Air Dunia (World Water Forum/WWF) yang akan diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Selain mengangkat tema "Water for Shared Prosperity,” WWF ke-10 akan fokus membahas empat hal, antara lain tentang konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Forum itu juga akan membahas berbagai praktik baik dalam pengupayaan ketahanan air termasuk STBM yang sudah diimplementasikan oleh Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat.
Baca juga: UNICEF perkuat PAUD Sumbawa Barat promosikan sanitasi bagi anak
Baca juga: UNICEF dorong isu pencapaian tujuan akses universal air di WWF 2024
Baca juga: UNICEF dorong implementasi program infrastruktur air di Indonesia
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).