Ketua YCKI Meizani Irmadhiany mengatakan pembudidayaan rumput laut perlu dilakukan secara berkelanjutan agar memberikan manfaat optimal bagi masyarakat dan negara.
"Kondisi rumput laut di Indonesia sebagai salah satu komoditas yang potensinya cukup besar, tetapi memang masih banyak tantangan dari segi budidaya," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Indonesia menduduki posisi kedua sebagai produsen rumput laut tersebar dunia setelah China. Luas habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektare dengan volume produksi hampir mencapai 10 juta hektare setiap tahun.
Baca juga: YKAN galakkan budi daya rumput laut berbasis konservasi
Baca juga: YKAN galakkan budi daya rumput laut berbasis konservasi
Saat ini banyak pembudidaya masih menjual rumput laut dalam kondisi mentah, lalu nilai produk justru lebih banyak datang dari luar. Padahal komoditas tumbuhan laut ini dapat diolah tidak hanya menjadi bahan pangan, tetapi menjadi produk kosmetik, obat-obatan, hingga energi baru terbarukan.
Meizani mengatakan pihaknya bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah, termasuk universitas di wilayah timur Indonesia terus melakukan berbagai penelitian terhadap jenis-jenis rumput laut yang bisa dikembangkan, cocok untuk dibudidayakan di Indonesia, dan lebih tahan terhadap perubahan iklim.
"Penelitian yang paling efektif adalah penelitian yang diaplikasikan kembali ke masyarakat, sehingga sifatnya nanti menjadi adaptif," ucapnya.
Baca juga: KKP sebut rumput laut bisa jadi campuran produk pangan
Baca juga: KKP sebut rumput laut bisa jadi campuran produk pangan
Upaya mendekatkan rantai pasok dari hulu ke hilir juga menjadi faktor penting agar bisa mendongkrak nilai tambah bagi komoditas rumput laut.
Menurut dia, Indonesia saat ini sedang berupaya mengarah ke sana agar produk rumput laut hasil budidaya tidak lagi dijual ke luar dalam bentuk bahan mentah, tetapi produk jadi.
"Indonesia juga sudah tahu dan benar-benar ingin rumput laut menjadi sesuatu program yang strategis ke depannya," kata Meizani.
Dalam World Water Forum Ke-10 yang akan diselenggarakan di Bali, pada 18-25 Mei 2024, isu-isu seputar rumput laut akan menjadi salah satu pembicaraan penting.
Baca juga: BRIN ungkap potensi rumput laut jadi sumber energi alternatif
Baca juga: BRIN ungkap potensi rumput laut jadi sumber energi alternatif
Indonesia yang kali ini sebagai tuan rumah forum air internasional terbesar di dunia itu berencana meluncurkan pusat riset internasional rumput laut yang akan mendukung para periset asing maupun lokal dalam meneliti potensi pengembangan industri rumput laut.
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).