"Untuk jaringan 5G sudah aman, karena kalau di Bali infrastrukturnya sudah ada, jadi kita tinggal kontrol saja tidak perlu yang baru karena sudah tersedia di sana," ujar Usman kepada ANTARA, Rabu.
Usman mengatakan selama gelaran World Water Forum, jaringan 5G akan tersedia di sejumlah titik, yang terpusat di sekitar lokasi acara, seperti Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC) dan Bali Internasional Convention Centre (BICC).
Jaringan 5G, kata dia, juga akan tersedia di pusat media (media center) untuk memudahkan akses telekomunikasi para jurnalis selama meliput acara tersebut.
Baca juga: Badan Geologi mendalami regulasi kelola air tanah di World Water Forum
Baca juga: Menparekraf: World Water Forum bawa Rp800 miliar untuk Bali
Usman menekankan pentingnya jaringan 5G dalam acara tersebut untuk mendukung kecepatan dan keamanan komunikasi selama acara.
"Kalau jaringan 5G kan pasti lebih cepat, lebih bagus teknologinya dibandingkan 4G. Ini kan ada peningkatan teknologi. Jadi ini akan membantu para peserta dalam berkomunikasi, membantu juga media dalam mengirimkan berita, dalam mengirimkan video maupun gambar," ucap Usman.
Adapun untuk tempat-tempat yang akan dikunjungi para delegasi seperti Tahura Mangrove Ngurah Rai, jaringan 4G dianggap sudah cukup memadai. Namun apabila diperlukan, Usman mengatakan pihaknya bisa meningkatkan jaringan di lokasi tersebut menjadi 5G.
"Kalau yang di tempat kunjungan misalnya Tahura itu 4G, walaupun bisa kita tingkatkan menjadi 5G. Tapi itu kan tergantung keperluannya," kata dia.
Dalam mendukung infrastruktur jaringan 5G, Usman menyebutkan bahwa semua operator, seperti Telkom, XL, Indosat Hutchison, dan Smartfren turut terlibat dalam mendukung penyediaan layanan tersebut.
World Water Forum ke-10 fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters).
Sebanyak 244 sesi dalam forum tersebut diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengarusutamaan pengelolaan air terpadu untuk pulau-pulau kecil atau Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands, pembentukan pusat keunggulan atau praktik terbaik untuk ketahanan air dan iklim atau Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE), serta penetapan Hari Danau Sedunia.
Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan empat organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dalam World Water Forum dan menyukseskan acara tersebut.
Baca juga: Kemenko Marves: World Water Forum buka peluang investasi air
Baca juga: PUPR: World Water Forum angkat peran infrastruktur air bagi pangan
Baca juga: Kebijakan "Zero Delta Q" jadi gagasan Indonesia di World Water Forum
Sumber: ANTARA
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber (ANTARA, RRI atau TVRI).